Penghidoepan Radja Belgie/Bab 3
Satoe tjerita jang betoel
telah kadjadian di
Europa.
PENGHIDOEPAN RADJA BELGIE I.
Ditjeritaken
oleh :
TJOE BOU SAN.
BATAVIA
DRUKKERIJ SIN PO
1913
Pembagian Buku Penghidoepan Radja Belgie Berdasarkan bab
Bab 1 | Bab 2 | Bab 3 | Bab 4 | Bab 5 | Bab 6 | Bab 7 | Bab 8 | Bab 9 | Bab 10 | Bab 11 | Bab 12 | Bab 13 | Bab 14 | Bab 15 | Bab 16 | Bab 17 | Bab 18 | Bab 19 | Bab 20 | Bab 21 | Bab 22 | Bab 23 | Bab 24 | Bab 25 | Bab 26 | Bab 27 | Bab 28 | Bab 29 | Bab 30 |
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Radja Belgie ada sendirian dalem kamarnja. Tangannja jang kanan ia senderken di pegangan korsi, dan tjara begitoe ia berdiri dengen melajangken pikiran, sembari matanja mengawasi pada satoe bola doenia jang berada diatas ia poenja medja toelis.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Itoelah ada petah boemi di doenia ini jang loewas sekali. Laoetan besar, berbagi-bagi karadjahan jang berkwasa, samoewa djadjahan jang kaloearken banjak hasil, dan djoega negri Belgie jang teramat ketjil, ada terloekis di sitoe dengen terang. <td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Samantara itoe timboellah napsoenja, ingin berkwasa, satoe kainginan jang soeda
berada dalem pikirannja, sadari ia masi djadi anak-anak.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Ia ada mendjadi radja dari satoe negri ketjil, tapi hatinja tida menjingkir aken
beringin, djadi satoe djoengdjoengan dari soeatoe tanah jang loewas dan berharta.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Napoleon telah membikin lebar watas negrinja dengen goenaken kakoewatannja
tenaga, tapi ia merasaken pasti sekali, tida boleh berboeat dengen menoeroet itoe toeladan, dan pikirannja jang tjerdik poen sanantiasa ada membri inget, jang klakoean samatjem itoe, bilah dibandingken dengen ka'adahan negrinja adalah teritoeng dalem golongan hal jang moestahil.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Tapi, ia poen tida sekali ada berharep aken bisa berlakoe satjara demikian. Apa
jang ia hendak berboeat, adalah hal jang ia misti lakoeken dalem negri bilangannja, maka baroelah boleh dibilang, ada soeatoe perkara jang boleh mèndjadi. Kerna negrinja poen ada banjak mempoenja soember pengharepan.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Antwerpen ada satoe plaboean jang besar dan bagoes letaknja, dimana paroesahan
dan perlajaran bisa saling bertemoe dengen gampang. Orang jang pandei, dalem negrinja tida kakoerangan, sedeng ia sendiri poen ada poenja pengartihan tjoekoep dalem hal berniaga besar, dan idoengnja boleh sekali dibandingken dengen idoengnja satoe antara soedagar-soedagar jang paling tjerdik, dalem melakoeken perkerdjahan di doenia. Dan djoega ia ada poenja pengrasahan hati keras sekali, hingga pasti ia nanti bisa menoedjoe sabagimana adanja ia poenja niat, dengen tida sedikit menjingkir, maski poen misti hadepken halangan jang bagimana berat dan haibat.
Ia ada berpikir djoega sedikit boeat kaoentoengan rahajat negrinja, kerna memang poen sanantiasa ada dalem ingetannja, aken mendapet oentoeng dan kakwasahan.
Dengen oendang-oendang dari negrinja, dengen itoe wet jang menetapken djoega kamistihannja radja, ia tida sekali bisa merasa satoedjoe. Ia lebi soeka berada dalem koetika sabagi Lodewijk XIV, jang boleh berkata: „Karadjahan Prasman jalah akoe sendiri”.
Aken tetapi waktoe soeda djadi berobah. Malaenken katinggalan bebrapa radja, jang boleh berkata demikian, sedeng di Belgie tida sekali satoe radja boleh berlakoe gitoe, kerna rahajat negri ada terlaloe menjinta ia poenja kamerdikahan, dan tida nanti maoe soeda, bilah ada jang maoe tjoba, melanggar oendang-oendang dalem negrinja.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Dari sebab itoe maka ia goenaken matanja ka laen bilangan. Doenia ada sampe
loewas, hingga tentoe misti terdapet djoega soeatoe tempat, dimana ia boleh diriken soeatoe karadjahan baroe, dengen adaken pamarentahan, jang memaksa rahajat toeroet kahendaknja. Tapi itoe, barangkali berada di tempat jang djaoe sekali!
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Ia poeter itoe bola doenia.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Amerika! Amerika-Salatan!
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Samoewa soeda masoek dalem miliknja laen orang, atawa maski poen ada, tentoe
djoega tjoema bebrapa poelo ketjil, jang dalem saban waktoe, boleh tenggelam dalem laoetan. Salaennja itoe, adalah lagi Amerika-Sarikat, jang telah mementjarken tangannja jang berkwasa atas samoewa tanah tanah di Amerika, dari Oetara teroes sampe di Salatan. Itoe djoega ada satoe hal moestahil, aken Belgie boleh mengharep kaoentoengan!
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Azië! Djoega tida boleh mendjadi, sedeng Australië, sama sekali soeda masoek dalem miliknja karadjahan Inggris. <td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Habis, ada apatah lagi laen katinggalan boeat Belgie? Malaenken Afrika! Di sitoe tjoema masi terboeka, aken baginda sarapeken niatnja, di sitoe masi ada katinggalan tanah, jang belon mendjadi kapoenjahannja laen orang, dan malaenkan tanah di sitoe djoega, jang masi banjak menjimpen harta . . , mas, gading, intan . . . . .
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Ia poeter itoe bola doenia ka kiri.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Nah, betoel sadja! Masi ada!
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Aken tetapi boeat bikin permoelahan disitoe, ia perloe sekali misti banjak mempoenja oewang, dan djoestroe itoe moestika jang paling bergoena, tida ada pada dirinja.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Samantara itoe pintoe kamar ada terketok dengen plahan sekali.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Bebrapa sa'at ia tinggal berdiri dengen pikiran melajang, kamoedian laloe berseroe:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Masoek!”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Padoeka toewan Prins van SaksenCoburg ingin bitjara, Sri baginda.”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Kaloe akoe ada begitoe hartawan seperti ia, nistjaja samoewa nanti terdjadi dengen gampang sekali,” berpikir baginda. Tapi boeat harep pertoeloengannja, itoelah ada hal jang sama sekali tida boleh mendjadi, kerna itoe prins ada saorang jang malaenkan berpikir boeat kasenangannja diri sendiri.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Minta padoeka toewan masoek!”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Sasa'at kamoedian laloe dateng dalem itoe kamar, saorang lelaki jang beroesia
tiga poeloe tahon. Singkapnja ada gaga perkasa, tapi kaloe diliat dengen terliti, nyatalah tjoema djenggotnja, jang paling menjataken ia poenja laki-laki, dari sakoedjoer badannja, jang sanantiasa ada dihiasi satjara begitoe perlente. Ia ada memake katja mata jang mendjepit idoengnja, dan dari sitoe ada kaliatan njata sekali, matanja jang sanantiasa bergirang, tapi salaloe ada kaloearken sorot, aken menimboelken orang poenja rasa tjoeriga.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Dengen gerak-gerakan jang menandaken senang, laloe prins itoe mengamperken
pada baginda. Iaorang berdoewa ada bersobat baek satoe sama laen, hingga masing-masing boleh troesa goenaken peradatan, sabagimana jang biasa digoenaken oleh orang besar, bilah bertemoe moeka.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Bagimana dengen minggoe jang laloe?” tanja Leopold. „Masi sakit kapala?”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Masa sakit kapala sampe begitoe lama?” saoet Padoeka toewan Prins. „Tapi sasoenggoenja akoe merasa poewas sekali dengen ka'adahan di itoe malem.” <td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Pada Maxim akoe sanantiasa ada dapet rasa mabok, dan djoega tetamoenja ada tertjampoer dengen sembarang orang. Di fihak njonja-njonja, sabegitoe djaoe akoe taoe, ada tinggal manis sabagimana biasa, tapi di golongan toewan-toewan . . . barangkali tida moestahil, kaloe maoe dibilang, orang nanti djalan mendesak-desak dengen koesirnja sendiri . . . . .”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Bagoes! Dan akoe hari kamaren telah memperoleh oentoeng, bitjara pada La Rose.”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Ha, lebi bagoes lagi.”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Ia ada bersama-sama dengen Graaf De Villeneuve. Soenggoe bertjaja sekali, dandanannja jang begitoe perlente!”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Tapi akoe tida soeka dengen tingkanja satjara koepoe-koepoe.”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Hei, kaoe toch tida ingin . . . . .”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„St! Djangan begitoe keras. — Tembok djoega boleh djadi ada mempoenja koeping. Kaoe taoe sendiri, permeisoeri sanantiasa ada tjemboeroean. Pada de Meaublanc djoega akoe tida bisa pertjaja, kerna saban saban gerakannja, adalah sabagi memboetoeti akoe poenja perdjalanan. Minggoe jang laloe, tatkalah akoe baroe bebrapa hari balik dari kota Paris, poen telah ter <td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]djadi satoe hal jang sanget tida enak bagi kitaorang berdoewa.”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Apatah perkara begitoe nanti tinggal salamanja pada permeisoeri?”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Boleh djadi sekali. Kerna tjemboeroean memang ada satoe penjakit, dan djoega
boleh dibilang, jang haibat sekali. Tjoba dari tadinja akoe tida ambil perdoeli padanja . . . tapi ia soeka padakoe, ja, barangkali djoega ia tjinta dengen sagenap hati . . . dan itoelah jang membikin akoe . . .”
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Mistinja djoega begitoe!” berkata prins dengen tertawa. „Saorang prampoean, memang patoet sekali menjinta pada soeaminja!”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Memang mistinja, atawa boekan, troesa kitaorang ambil perdoeli, hanja tinggali sadja itoe perkara . . . dan akoe maoe tanja kaoe dalem laen oeroesan: Akoe denger orang berkata, kaoe ada ingetan bernikah, apatah itoe ada hal jang benar?”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Niat bernikah . . . Ha, barangkali djoega ada lantaran . . . . .”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„O, kaloe begitoe orang tida bitjara djoesta.”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Ja, akoe ada pesan, aken meliat ka sana-sini boeat akoe, tapi akoe tjoema bilang sadja demikian, sedeng sabenarnja. . . . . datengkoe kamari, adalah boeat bitjaraken itoe perkara.”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Aer moeka baginda djadi berseri. Apa? Ia ingin . . . Tapi, barangkali itoe prins sendiri nanti memboeka djalan, boeat ia menoedjoe ka goenoeng pengharepannja dari itoe baeklah sedikit bersabar.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Hajo, kitaorang malaenkan ada berdoewa sadja, bitjaralah!” berkata baginda
dengen menahan-nahan perkatahan, jang ada bersedia di oedjoeng bibirnja, kamoedian laloe ia silaken itoe prins doedoek.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Apatah tida ada soeatoe halangan, aken akoe berlakoe begitoe laloewasa, di sini, di astana radja?”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Halangan sanantiasa misti dilaloeken di samping boeat kitaorang berdoewa. Dan
itoe, bitjaralah!”
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Nah, apatah tida ada kaberatan, kaloe akoe sama Louise . . . .”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Louise?”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Sembari kata demikian, roepanja baginda ada sabagi orang jang bangga. Ia poenja poetri baroe beroesia anam belas tahon, hingga masi masoek dalem golongan anak-anak, sedeng itoe prins soeda beroemoer tiga poeloe satoe, satoe orang dewasa jang telah kenal perdjalanan doenia. Tapi, apatah hal itoe boleh teritoeng seperti kaberatan? Tida, tida sama sekali! Dalem
golongan orang-orang berpangkat besar, perkara bedanja oemoer antara laki dan
istri, tida begitoe diperdoeliken, malahan ada djoega permeisoeri atawa prinses, jang mempoenja soeami sabagi tingkatan oesia ajahnja. Salaennja itoe, adalah lagi satoe hal jang paling bagoes . . . Itoe prins ada amat hartawan, dan satoe mantoe jang kajah . . .
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Baginda laloe menginget poelah niatnja jang begitoe besar, dan tida aken bisa sampe, bilah ia tida dapet pertoeloengan banjak oewang, hingga achir-achir hatinja djadi tetap, aken loeloesken kainginan itoe prins goena dapeti maksoednja sendiri.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Ja, Louise,” kata lagi Prins van SaksenCoburg. „Apa kaoe ada merasa begitoe
heran? Ia soeda sampe dalem oemoer boeat menikah, dan dengen membilang
teroes terang akoe misti mengakoe, ia ada tjantik dan elok sekali dalem akoe poenja pemandangan, hingga tentoe ia nanti mendjadi satoe istri jang manis, boeat hiasi akoe poenja astana, jang soeda sakean lama berada dalem kasoenjian.”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Dari fihak akoe tida sedikit ada kaberatan, tapi akoe kwatir iboenja, permeisoeri . . . .”
„Dan dari fihak orang prampoean, salamanja ada gampang diboedjoek. Kaloe sadja kaoe soeka sedikit memaksa . . . ”
Dari hal Louise sendiri tida dibitjaraken sama sekali. Orang tida sekali maoe menginget, jang ia djoega boleh djadi tida satoedjoe dengen itoe nikahan, dan merasa tida soeka, bersoeami dengen itoe prins.[1]
„Aken tetapi, prins, kaloe akoe soeda berdaja boeat dapeti istrikoe poenja idjin, aken seraken Louise dalem tanganmoe, seperti kaoe poenja istri, patoetlah djoega, bilah kaoe pertoendjoekken satoe tanda persobatan padakoe.”[2] <td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Djika kainginanmoe ada hal jang akoe bisa berboeat, dengen segala senang hati akoe nanti lakoeken . . . kaoe tjoema perloe sadja mengoetaraken.”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Akoe ada poenja satoe niat, satoe kahendak jang besar sekali, tapi boeat sampeken itoe, akoe perloe dapet toeloengan oewang djoemblanja boekan sedikit!”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Dompetkoe ada tersedia boeat kaoe, sobat! Memang djoega satoe pertoeloengan misti dibales dengen menoeloeng Tapi apatah adanja kaoe poenja niat jang begitoe besar?”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Baginda laloe berbangkit dari tempat doedoek, dan sembari hadepken itoe bola doenia pada sobatnja, ia berkata:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Liatlah, doenia ada loewas sekali. Di sini, di sana, ada teramat banjak tempat jang masi menjimpan harta. Jang membikin moestahil aken dapeti itoe kaoentoengan, malaenken oewang, kakerasan hati dan katjerdikan . . . tapi kaloe kaoe menoeloeng akoe jang pertama, akoe nanti lakoeken sendiri boeat jang laen-laen.”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Kaloe baroe begitoe sadja, traoesa kaoe kwatir. Prins van Saksen-Coburg poenja soember oewang, sanantiasa nanti terboeka
Prins van Saksen Coburg.
(katja 42).
Kamoedian kadoewa orang itoe laloe berdjabat tangan satoe sama laen, dan dengen begitoe, poetoeslah perkara, aken seraken Prinses Louise mendjadi istrinja Prins van Saksen-Coburg.[3]
Bebrapa hari kamoedian, satelah permeisoeri mendapet taoe, apa jang telah kadjadian antara soeaminja dan Pris van Saksen-Coburg, laloe ia bitjaraken pada baginda, tentang kaberatan anaknja dalem itoe nikahan. Aken tetapi baginda lantas menjaoet dengen pendek, satjara tida boleh dibantah: <td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Akoe soeda poetoesken itoe perkara, Maria, dan biar poen bagimana, nanti tinggal tetap begitoe!”
Mendenger itoe, permeisoeri sabagi merasaken moeloetnja disoempal, hingga maski poen dalem hatinja ada bersoesoen tindi dengen berbagi-bagi pikiran, tapi tida satoe perkatahan bisa dikaloeari olehnja.
Di itoe malem, dalem satoe kamar jang soenji sekali di itoe astana, adalah berdoedoek diatas satoe divan, satoe prampoean toewa bersama satoe nona moeda. Masing-masing berpeloekan satoe sama laen, dan menangis teramat sedinja.
Aken tetapi samoea soeda kasep, soeda kadjadian . . . nasibnja iaorang berdoewa soeda ditetapken. O, asal sadja boekan itoe mega mendoeng, jang hendak kasi liat poelah roepanja jang bengis!
Catatan kaki
[sunting]- ↑ Dengen meliat ini ka'adahan, bagi pembatja poen tentoe mendjadi njata, penghidoepan satoe poetri, misti sanantiasa ada dibawa pengaroenja politiek, hingga maski orang kampoengan boleh membilang, bernikah ada hal jang paling penting dalem penghidoepan manoesia, boeat satoe poetri, misti anggap itoe seperti satoe djembatan, aken karadjahannja bisa menjebrang ka medan kamoeliahan.
- ↑ Maski radia Belgie ada satoe radja, tapi klakoeannja dalem ini hal, adalah sabagi soedagar jang mendjoewal belih. O, manoesia, pembatja, biarpoen dalem bagian mana, ada sama sadja perboeatannja, melakoeken penghidoepan!
- ↑ Benarlah kaloe Louise bilang, ia didjoewal boeat sampeken ajahnja poenja kainginan. Tapi djika orang maoe menginget, jang kamadjoean dengen kasenangan tida bisa berdjalan bersamasama, nistjaja orang tida nanti merasa terlaloe heran atas perboeatannja radja Belgie. Soenggoe sajang beriboe sajang, jang, aken menjampeken satoe niat, baginda misti bikin tjilaka nasib ia poenja poetri dalem saoemoer hidoepnja. Aken tetapi, bilah orang maoe hargaken, brapa mahal adanja satoe niat besar jang kadjadian, nistjaja orang nanti merasaken djoega, perboeatannja baginda dalem ini hal, boekan ada satoe perkara jang loewar biasa.