Mohamed Ali Pacha/Bab 3

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
52295Mohamed Ali Pacha — Bab 3Gouw Peng Liang

III.

MOELAIN BEKERDJA DI KAPAL.


 Di pangkalan kota Hamburg ada rame sekali. Bebrapa lama ada banjak kapal dagang dari negri-negri sebla Timoer dan sebla Barat soeda dateng di itoe tempat. Di sana sini ada banjak orang djalan, matroos-matroos dan koeli-koeli ada angkat barang-barang, djoega ada banjak kahar dengen moeatan barang dagangan aken dikirim ka Amerika, Rusland dan Hindia. Di mana-mana café ada penoe orang jang bikin basa tenggorokannja dengen bier dan laen-laen matjem minoeman kras.
 Di antara banjak orang ada berdjaian djoega goeroe muziek Fritz Werner dan ia poenja anak, Julius.
 Julius ada keliatan sanget girang ia memandang kapal dan laen-laen di itoe tempat, la tiada keliatan tjape atawa aoes memandang segala kapal dagang jang blaboe di ini pangkalan dan sabensaben ia menanja ini atawa itoe pada ajahnja jang sringkaiki tiada bisa kasi djawaban. Ini goeroe muziek ada keliatan tjape. Saben-saben ia sapoe kringat di kapalanja dan batja namanja kapal-kapal satoe persatoe.
 Achirnja ia brenti deket kapal ADLER, satoe kapal toea dan kotor. Njata djoega jang poenja ini kapal ada amat pelit dan bajar gadji moera sekali pada orang-orangnja. Toean Werner merasa senang soeda ketemoe ini kapal jang ia tjari,

Mochamed Ali Pacha

2


sedeng Julius memandang ini kapal dengen merasa kagoem, kerna ia tiada taoe ini kapal haroes diseboet djelek.

Di atas dek ada doea matroos jang kasar prilakoenja. laorang memandang pada toean Werner dan anaknja sambil tersenjoem dan berkata dengan soeara kasar;

„Hei, tikoes darat, apakah kau berdoea blon poeas hati awasin pada kita orang?"

Moekanja toean Werner mendjadi mera mendengar itoe perkata'an-perkata'an kasar, tapi ia tahan maranja, seraja menjaoet:

„Djangan goesar, sobat, saja maoe menanja, apakah ini ada kapal ADLER poenjanja firma Jager & Co., kapitein Fischer?"

„Betoel," menjaoet sala satoe itoe matroos sambil isep pipanja.

—„Apa boleh saja bitjara sama kapitein Fischer?"

—„Sekarang kapitein tidoer, lagi tiga djem ia baroe bangoen."

—„Lagi tiga djem? Apa di ini kapal tiada ada satoe luitenant?"

—„Satoe luitenant? Kau kira ini ada kapal prang? Di ini kapal tiada ada officier dan kaloe tiada ada kapitein, kau boleh bitjara sama djoeroemoedi."

Toean Werner jang moesti tahan maranja, telah manggoet.

„Baek kita orang nanti panggil djoeroemoedi." kata poela itoe matroos, „tapi kau moesti toeroen

di kapal, sebab djoeroemoedi tiada nanti soedibbitjara sama kau di darat."

Kamoedian itoe doea matroos pasang satoe papan, soepaja toean Werner dan anaknja menjebrang ka kapal. Tiada lama lagi datanglah djoeroemoedi Franz Kreiler, koerang lebi ampatnpoeloe taon oemoernja, ramboetnja mera dan moekanja bengis. Dengen soeara kasar ia menanja, dengen hadjat apa toean Werner dateng di kapal.

„Saja soeda bitjara sama toean-toean Jager & Co." kata itoe goeroe muziek, „aken kasi saja poenja anak Julius bekerdja di ini kapal. Itoe firma kasi saja ini seerat boeat disraken pada kapitein Fischer.'"

„Hm!" menggereng itoe djoeroemoedi, seraja memandang pada Julius dan ambil itoe soerat dari tangan toean Werner, laloe dibatja. Kamoedian ia masoeken soerat itoe di sakoenja dan berkata pada Julius :

„Siapa nama kau?"

,,Julius Werner, toean," raenjaoet ini anak.

—„Brapa oemoer kau?"

—„Ampir ampatbelas taon."

—„Apa kau soeda taoe dihoekoem?"

Julius tiada menjaoet ; ini pertanja'an soeda bikin ia mara. Toean Werner madjoe ka depan dan mendjawab :

„Anak saja betoel ada nakal, tapi blon satoe kali ia mentjoeri atawa dapet hoekoeman lantaran

20

Moelain bekerdja di kapal

perboeatan djahat. Brangkali toean kira kita orang boekan orang baek?"
 „Orang baek?" oelangken Franz Kreiier sambil oesoet djenggotnja. „Hei, blon perna saja menampak saorang baek-baek anter anaknja di ini kapal ADLER. Selamanja kita orang trima anak-anak jang tiada ditrima di laen-laen kapal, tapi maski jang begimana djahat poen kita orang masi bisa adjar."
 „Tapi anak saja tiada djahat; ia sendiri jang maoe bekerdja di kapal," menjaoet toean Werner.
 „Baek, baek!" kata itoe djoeroemoedi, jang kaloearken tali oekoeran dari sakoenja. „Saja nanti oekoer dan preksa badannja ini binatang ketjil. Ajo kemari, monjet, dan berdiri diam; kaloe tiada begitoe saja nanti tendang blakang kau!"
 Terkedjoet dari ini perkata'an-perkata'an kasar, Julius tinggal berdiri diam seperti pilaar, dioekoer dan dipreksa sakoedjoer badannja. Kamoedian Franz Kreiler berkata lagi:
 „Ini binatang boleh dipake. Apa sekarang djoega kau maoe bekerdja di ini kapal?"
 „Begimana kau rasa baek sadja," menjaoet toean Werner.

 „Bagoes!" kata itoe djoeroemoedi lagi. „Di dalem doea djem kau moesti ambil satoe soerat ketrangan dengen menjataken, ini anak maoe bekerdja dengen soekanja sendiri di ini kapal. Kau nanti trima doea poeloe lima roepia oewang premie dan ini anak nanti dapet sapoeloe roepia. Laen dari begitoe, abis perkara!"

Moelain bekerdja di kapal

21


 „Baek," kata toean Werner jang lantes kasi tangan pada anaknja dan brangkat dari itoe kapal.
 Julius tinggal di kapal ADLER bersama laen-laen anak kapal jang mengganggoe padanja.
 „Sekarang kau moesti toeroet saja," kata djoeroemoedi. „Kau moesti moelain djalanken satoe pakerdja'an enteng sekali. Apa di roema kau biasa koepas kentang?"
 „Tiada, toean," menjaoet Julius dengen hormat.
 „Kau moesti panggil saja DJOEROEMOEDl, monjet," menjentak Franz Kreiier. „Di kapal kita orang tiada pake toean-toean. Kita orang nanti adjar kau koepas kentang tiada terlaloe tabel, djoega tiada terlaloe tipis. Kaloe sala, kau dapet rangket, kau denger?"
 Kreiler prenta Julius doedoek di satoe bangkoe, di seblanja ada satoe toempoek kentang dan satoe mangkok besar berisi aer. Julius moesti koepas abis itoe semoea kentang di dalem tempa satoe djem kaloe tiada abis, moesti dapet rotan. Sasoedanja prenta begitoe, Franz Kreiler dan laenlaen orang kapal pergi oeroes koeli-koeli angkat barang.

 Julius tinggal doedoek saorang diri dengen koepas kentang, seperti satoe koki. Ini boekan pakerdja'an jang ia harep, maka ia menjesel sekali soeda brenti kerdja pada toean Stein. Julius harep, kapal ADLER lekas brangkat dan ia nanti pergi ka Italie, ka Toerki, di mana ia nanti liat segala pemandangan jang inda.
22

Moelain bekerdja di kapal

 Dengen pikiran begini, Julius hiboerken hatinja jang soesa. Itoe kentang ampir abis dikoepas semoea, tapi apa latjoer ia potong ini barang terlaloe tebel, hingga sabagian isinja kentang ini moesti toeroet kaboeang bersama koelitnja jang dikoepas.

______