Lompat ke isi

Mohamed Ali Pacha/Bab 2

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas

II

AJAH, IBOE DAN ANAK.


Sedeng di bagian loear roemanja toean Fritz Werner ada roesak, di bagian dalem poen tiada bagoes. Dalem kamar ada bebrapa potong barang prabot perboeatan doeloe. Semoea prabot di pertengahan dan prabot dapoer, kaloe maoe di djoeal, tiada nanti bisa lakoe. Ini semoea ada djadi tanda, toean Werner ada amat miskin.

Di dapoer njonja Werner lagi masak boeboer. Ini njonja ada pake pakean jang petja disana sini dan roepanja ada menanggoeng banjak seng­sara dan melarat. Setelah Julius masoek ia poenja iboe meliat ka blakang. Sambil tersenjoem si iboe memandang pada anaknja, seraja berkata:

„Hei, Julius, apakah kau kepanasan? Paras kau mera sekali! Apakah toean Stein ada senang hati atas pakerdja'an kau?"

„Iboe jang tertjinta!" djawab Julius, laloe ia peloek itoe orang toea, sedang di pipinja ada berlinang aer mata.

„Kau mengapa, anakkoe?" menanja njonja Werner jang djadi terkedjoet. „Apa kau dapat tjilaka? Ini hari kelakoean kau ada berbeda dari biasa. Akoe harep kau tiada nakal lagi seperti doeloe, hingga kau poenja madjikan djadi goesar. Ini tempo ajah kau tiada dapet banjak pakerdja'an, hingga diharep kau bisa dapet gadji aken bantoe bajar roema."

Ajah, Iboe, dan Anak

11


 <td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
  1. CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Julius tarik napas dan lantes toendoek, tiada brani menjaoet.
 <td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
  1. CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Begimana anakkoe?" menanja poela si iboe.
 <td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
  1. CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Saja ada satoe anak tjilaka, iboe," menjaoet Julius dengen swara pelahan. „Sekarang saja tiada berharga lagi diseboet anak. Ini hari saja

bikin sala besar, hingga toean Stein oesir pada saja. Itoe toean prenta saja bawa boekoe pada toean Von Linden. Di tanga djalan saja brenti di bawa satoe poehoen dan batja itoe boekoe. Liwat bebrapa djem datenglah kawan saja, Kari Hauser, jang adjak saja maen dadoe, tapi saja tiada maoe. Maski bagitoe ia kaloearken djoega dadoenja jang lantes dikotjok dan di lempar di tana. Djoestroe itoe waktoe toean Stein jang lagi tjari saja, telah datang di sana."

 <td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
  1. CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„O, Allah!" menjeboet njonja Werner. „Apakah ajahkau nanti bilang atas perboeatan kau?"
 <td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
  1. CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]—„Tentoe ajah nanti poekoel, tapi sedikitpoen saja tiada nanti menjesel, sebab saja tiada bersala."
 <td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
  1. CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]—„Dan apakah kamoedian nanti djadi dengen kau? O, anakkoe, kau tiada nanti bisa dapet pakerdja'an lagi. Akoe kwatir ka nanti bladjar mentjoeri, kaloe kau tiada soeka bekerdia."
 <td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
  1. CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Och, djanganlah bitjara bagitoe," kata Julius dengen swara sedi dan lepas ia poenja kapala di poendak iboenja. „Saja tiada maoe djadi bangsat, hanja saja bikin kesohor nama saja sabole-boleh. Saja ingin pergi ka Hamburg atawa ka

12

Ajah, Iboe, dan Anak


Bremen, aken bekerdja di kapal pergi ka Amerika, Afrika atawa laen negri djaoe, di mana saja bisa dapet pakerdja'an.”

 <td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:

  1. CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]"Kau mengimpi, Julius,” kata iboenja, laloe tarik napas.

 <td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:

  1. CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Setelah Julius maoe menjaoet, tiba-tiba pintoe depan terboeka dan ajahnja Julius masoek ka dalem. Dengen sigra Julius minta toeloengan pada iboenja, soepaja djangan dipoekoel oleh ajahnja.

 <td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:

  1. CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Ia kaloear dari dapoer dan semboeni di blakang toempoekan kajoe.

 <td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:

  1. CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Fritz Werner, ajahnja Julius, masoek di pertengahan dalem dan sasoeda taro satoe peti biola, ia lepas dirinja di satoe korsi jang lebi 50 taon oemoernja. Fritz Werner ada tinggi koeroes, seperti anaknja jang paling ketjil, Julius: moekanja poetjet, tandanja soeda pikoel banjak melarat dan soesa hati, matanja tjelong ka dalem, ramboetnja poeti.

 <td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:

  1. CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Sasoenggoenja djoega toean Werner telah idoep melarat, Ia moesti maen orgel di gredja, moesti kasi pladjaran muziek pada bebrapa orang moeda bikin betoel piano dan di moesin dingin ia toeroet maen muziek di roema komedie ketjil. Werner dapet oepahan tiada besar, malahan tempo-tempo ini oepahan tiada tjoekoep aken toetoep ongkost di dalem roemanja. Ini tempo oewangnja abis semoga dan sabelon abis boelan, ia tiada bisa dapet doeit lagi. Maka tiada heran hatinja Fritz Werner mendjadi sanget soesa, koetika toean Stein kasi taoe halnja Julius jang soeda dilepas dari pakerdja'annja.

Ajah, Iboe, dan Anak

13


 <td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:

  1. CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Saprapat djem lamanja toean Werner doedoek bengong. Istrinja masoek ka dalem, bikin sedia makanan. Diam-diam si istri pandang moeka soeaminja dan ia djadi sanget kwatir setelah meliat si Soeami ada mara besar.

 <td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:

  1. CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]"Minna,” kata Werner pada istrinja, "saja ada bawa satoe kabar amat tiada enak, Julius soeda bikin sala lagi pada chefnja dan sekarang ia Soeda dioesir.”

 <td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:

  1. CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]"Itoe perkara saja soeda denger djoega,” menjaoet njonja Werner.

 <td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:

  1. CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]"Dan apakah tiada djelek prilakoenja itoe anak?” menanja si soeami. "Boekankah ia tiada bergoena satoe apa lagi?”

 <td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:

  1. CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]—"Tapi ia ada baek dan bisa diadjar."

 <td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:

  1. CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]"Apa kau bilang? Baek dan boleh diadjar?” kata toean Werner jang djadi semingkin mara. "Satoe anak males dan soeka maen top, apa masi

bisa djadi baek? Pikiran kau soenggoe aneh Sekali. Anak kita jang soeloeng, Heinrich, betoel ada satoe anak baek, tapi Julius ada satoe anak djahat. Maski begitoe kau sajang pada Julius, Sebab parasnja mirip dengen kau. Ja, kau djangan menangis, saja bitjara sabetoelnja.”

 <td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:

  1. CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]

Njonja Werner toetoep moekanja dan menangis seperti anak ketjil, sabagian sebab takoet pada soeaminja jang sedeng mara dan sabagian lagi sebab inget pada Julius jang tiada baek pri lakoenja. Socaminja berdjalan ka dalem kamar dengen tangan terkepal.

14

Ajah, Iboe, dan Anak


 <td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:

  1. CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Istrikoe!" kata ia liwat sakoetika kamoedian. "Itoe anak moesti dikasi adjaran dengen soenggoe soenggoe. Tiada satoe orang di Maagdenburg soedi kasi pakerdja'an lagi padanja, maka saja nanti bawa ia ka Hamburg, soepaja ia pergi bekerdja di kapal jang maoe blajar ka laen negri. Saja tiada sanggoep bikin baek itoe anak. Beigimana pikiran kau?"

 <td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:

  1. CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Julius moesti dibawa belajar ka laen negri?" meratap njonja Werner. „Itoe anak nanti dapet tjilaka di negri djaoe."

 <td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:

  1. CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Saja maoe Julius pergi dari sini," kata lagi si soeami. „Angkau bikin saja kesel, istrikoe!"

 <td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:

  1. CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Sambil bitjara begitoe, ia poekoel istrinja jang telah betreak lantaran kesakitan.

 <td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:

  1. CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Itoe waktoe djoega Julius jang soeda denger segala bitjara kadoea orang toeanja dan jang amat tjinta pada iboenja, sigra kaloear dari tempatnja semboeni dan berdjalan masoek. Dengen bibir gemeter, raoeka poetjet dan mata mera Julius berdiri di hadepan ajalinja jang mendjadi heran meliat hal anaknja ini.

 <td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:

  1. CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Saja soeda berboeat sala pada toean Stein, maka pantes saja dihoekoem," kata Julius dengen swara kras. "Tapi ajahkoe soeda berdosa besar lantaran poekoel iboekoe jang tiada berdosa satoe apa."

 <td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:

  1. CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Julius!" treak iboenja, laloe peloek pada itoe anak.

 <td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:

  1. CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Sakoetika lamanja di dalem kamar ada sepi. Iboe dan anak ada memeloek satoe sama laen

Ajah, Iboe, dan Anak

15


sambil menangis. Si ajah jang lebi doeloe ada mara sebagi satoe singa sekarang ada toendoek berpikir. Ia inget, betoei soeda berboeat saia pada istrinja jang selamanja ada setia, toeroet melarat, tiada taoe mara atawa berbanta. la poenja anak betoei ada alpa dalem pakerdja'annja, tapi tiada begitoe djahat, seperti soeda dikira; malahan hatinja baek, tjinta pada iboenja dan brangkali djoega ia ada poenja matan besar. Achirnja toean Werner djadi maloe serta menjesel atas perboeatannja sendiri, maka sambil sapoe aer mata ia peloek pada istrinja, seraja berkata: „Ampoenkenlah dosa saja. Minna!"

 <td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:

  1. CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]"Apa ajahkoe ampoenken djoega dosa saja?" menanja Julius jang seka aer matanja jang berlinang di pipi iboenja.

 <td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:

  1. CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Akoe kasi ampoen pada kau berdoea," menjaöet si ajari dengen swara sedi. „Tapi kau moesti djandji satoe perkara. Di sini selamanja kau bekerdja tiada oeroes, hingga tiada bisa dapet pakerdja'an lagi. Sekarang kau moesti tjari laen pakerdja'an boeat pengidoepan kau. Lagi sedikit hari akoe nanti anter kau ka Hamburg, di mana kau nanti bekerdja di kapal."

 <td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:

  1. CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]"Bekerdja di kapal?" begitoeiah Julius oelangken perkata'an ajahnja dengen merasa sanget girang, hingga jg berdjingkrak sebagi anak ketjil „Allah jang maha besar!"

 <td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:

  1. CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„O, kau tiada takoet dapet tjilaka di laoet?" menanja toean Werner jang djadi heran meliat kelakoean anaknja ini. „Saja tiada takoet satoe apa, asal sadja saja boleh pergi blajar dan meliat negeri-negero djaoe,” menjaoet Julius, laloe oesap kadoea tangannja. „Blajar di laoetan besar, o, enak soenggoe! Di negri laen saja nanti idoep beroentoeng, seperti orang plajaran di djeman doeloe kala. Ajahkoe soeda bikin sanget beroentoeng, kerna saia tjoema bisa harep djadi beroentoeng di negri laen; di Duitschland saja tiada bisa berboeat satoe apa.”