Mohamed Ali Pacha/Bab 1
SATOE TJERITA JANG BETOEL SOEDA
KEDJADIAISI DI NEGRI TOERKI.
I
DIKASI LEPAS DARI PAKERDJA'ANNJA.Kira kira di taon 1847 di djalan besar dari Kota Maagdenburg, tiada djaoe dari tepi soengi Elbe di Duitschland ada berdjalan satoe anak lelaki miskin, koerang lebi tigablas taon oemoernja. Namanja ini anak Julius Werner, pengawakannja tinggi koeroes tapi moekanja tjakep dan dari aer moekanja serta sorot matanja bisa diliat, otaknja ini anak ada bagoes. Roepanja ini anak ada lebi pintar boeat mendjalanken pakerdja'an lebi soesa dari pada jang sekarang ia kerdjaken, jaitoe membawa boekoe boekoe dari soedagar boekoe toean Johann Stein. Poen ini hari Julius Werner ada bawa satoe boengkoesan boekoe jang ia moesti trimaken pada toean Von Linded di loear kota pada ini toean ia memang sringkali dateng.
Itoe waktoe sinar matahari ada sanget panas. Julius jang sabenernja koerang senang mendjalanken ini pakerdjaan soeda brenti sabentar aken bikin ilang tjape ia doedoek di bawa satoe poehoen besar dan taro boekoenja di tana kamoedian ia memandang di soengi jang tiada djaoe dari sana. Di ini tempat ia mengaso, sambil mendenger swaranja boeroeng jang menjanji di poehoen, hingga lulius, merasa senang sedikit dan loepa ia sedeng mendjalanken prenta membawa boekoe ka roemanja toean Von Linden.
Julius Werner ada satoe anak radjin. Di waktoe sempet sringkali ia batja boekoe boekoe jang ada di roemanja toean Stein, ia batja perkara prang
besar, perkara plajaran dan segala hal aneh dj laen-laen negri. Dengen begitoe ia dapet napsoe kras aKen pergi ka negri djaoe boeat tjoba peroentoengannja di sana, djoega aken meliat dengen mata sendiri segala keada'an di negri-negri laen.
Poen ini hari timboel kombali napsoenja aken pergi ka negri djaoe, k. . .a semalem ia telah batja satoe boekoe tjerit. . .ari hal poelo-poelo di Laoetan Tedoe, di ma. . .rang - orang plajaran soeda ditrima dengen. . .is boedi dan idoep senang seperti di sorga. Samentara itoe soeda ampir sore, tapi Julius masi tinggal doedoek; bengong di bawa poehoen. la boeka boengkoesan jang ia bawa dan batja satoe kitab plajaran jang banjak gambarnja, sedeng laen-laen boekoe ia kasi tinggal di roerapoet.
Tiba-tiba poendaknja Julius ditep. . . dari blakang oleh satoe anak lelaki jang. . .ernja tiada berdjaoean dari Julius, tapi . . .enja kasar. Ini anak berkata begini :
„Angkau lagi mengimpi,julius? Apakah kau tiada maoe maen sama saja ?“ == Dikasi lepas dari pakerdja'annja 5 ==
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Hei, kau bikin saja kaget, Karl,” kata Julius jang mendjadi tiada senang hati, sebab ia diganggoe sedeng ia batja boekoe.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]"Kau kaget?“ kata Karl lagi jang sigra doedoek di sebla sobatnja ini.
,,Kau bitjara seperti satoe anak prempoean. Tjoba denger bitjarakoe. Soedara saja telah djadi soldadoe, aken pergi ka Asia dan ia kasi saja oewang satoe ringgit."
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]—"Soedara kau pergi ka Asia?. O, ia beroentoeng soenggoe !“
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]—"Apa ia beroentoeng atawa tiada inilah saja tiada taoe, tetapi di ini negri ia tiada bisa senang. Sekarang ia djadi soldadoe pada gouvernement
Olanda dan djika ia poelang, ia bisa djadi officier atawa nanti bawa banjak harta kekaja'an dari negri djaoe. Kabarnya, ada banjak orang Duits djadi soldadoe dan pergi ka Asia, di mana iaorang soeda dapet banjak kekaja'an.”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]—"O!" kata Julius sambil tarik napas.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]—"Tapi saja perdoeli apa sama soedara saja jang djadi soldadoe! Baek sekarang kita orang maen dadoe di sini."
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Seabisnja berkata begitoe, Karl kaloearken doea dadoe, dikotjok dengen kadoea tangannja, laloe dilempar di atas boekoe jang masi tinggal terboeka di depan Julius. Sabenernja Julius tiada soeka maen dadoe, maka ia tiada perdoeli apa jang Karl soeda berboeat.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Tetapi dengen mendadak Julius mendjadi amat kaget, kerna meliat satoe tosan toga djalan meng
16
Dikasi lepas dari pakerdja'annja
hampirken. Ia kenalin ini toean ada madjikannja sendiri, toean Johann Stein, Ini toean djadi heran, sebab sampe sore Julius blon poelang, maka ia Jantes berdjalan kalogar aken tjari'pada Julius.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]"Ha, binatang, koerang adjar!” treak itoe soedagar boekoe. Begini roepa kau djalanken prenta saja? Apa begitoe kau moesti djaga boekoe-boekoe jang kau bawa? Ha, bangsat, itoe boekoe jang harganja mahal sekarang moesti djadi roesak, tapi kau sendiri nanti dapet bagian kau."
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]"Ampoen, toean!“ meratap Julius, sambil merangkap kadoea tangannja dengan ketakoetan. "Lantaran panas saja brenti di bawa ini poehoen dan batja sabertar ini boekoe.“
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]"Kau djoesta, bangsat", kata toean Stein dengan swara kras dan poengoet itoe boekoe-boekoe. "Soeda lama tiada panas lagi dan kau kaloear soeda ampat djem lamanja dari roema. Ha, kau maoe berdjoesta! angkau lagi doedoek maen top, bangsat!“
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]"Tiada, toean,“ kata Julius jang djadi mara, sebab ia diterka berboeat hal jang sasoenggoenja ia tiada bikin.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]"Dan saja bilang, kau soeda maen 'top,“ kata poela itoe soedagar boekoe jang tiada soeka bitjaranja dilawan. "Saja soeda liat kau maen
bersama doea anak laen. Tapi sekarang abis perkara, kau denger? Sekarang djoega saja lepas kau dari pakerdja'an kau. Saja tiada soeka pake
Dikasi lepas dari pakerdjannja.
19
satoe anak males dan satoe pentopan. Ini boekoeboekoe saja nanti bawa poelang sendiri."
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Julius tinggal berdiri bengong dengen badan gemeter. Boekan ia menjesal dikasi brenti dari pakerdja'annja, hanja lantaran ingat pada ibo6nja jang soeda djadi girang, sebab ia soeda bekerdja lama pada toean Stein dan sekarang tentoe mendjadi soesa hati djika dapet denger ia di kasi brenti. Sekarang ia moesti poelang ka roema orang toeanja, sebagi satoe bangsat jang dioesir, tiada mempoenjai oewang dan tiada ada harepan aken dapet laen pakerdja'an. Ini pikiran soeda bikin Julius mendjadi soesa hati serta iboek.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Apakah toean tiada soeka tjoba pake lagi sekali sama saja? menanja ia sambil hampirken toean Stein jang masi beresin boengkoesan boekoe. „Saja berdjandji, tiada nanti saja bikin toean djadi mara lagi sekali."
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Omong kosong!" menjaoet itoe soedagar boekoe. „Soeda tiga kali saja kasi kau ampoen, tapi lagi-lagi kau bikin sala. Saja moesti pake satoe anak radjin jang denger kata, saja tiada soeka pake anak kapala batoe, jang soeka maen top di djalan besar. Perboeatan kau ini saja nanti kasi taoe djoega pada kau poenja orang toea."
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Julius djadi mara kombali. Sambil toendoek dan tiada bitjara satoe pata ia sigra berdjalan pergi, sedeng toean Stein masi asik bikin rapi boekoe-boekoenja dengen menjomel pandjangpendek atas kelakoeannja Julius jang katanja, selamanja soeda bikin ia roegi.
Julius berdjalan di sepandjang tepi soengi menoedjoe ka roema orang toeanja. itoe waktoe matahari soeda silem dan di kota Maagdenburg moelain glap. Di loear kota djoega ada banjak orang djalan, kerna segala orang pakerdja'an soeda brenti bakerdja dan berdjalan poelang. Bebrapa kreta dengen moeatan soedagar-soedagar dan orang-orang hartawan ada liwat di sana sini, djoega ada banjak orang-orang pakerdja'an dan laen iaen orang berdjalan di sepandjang soengi Elbe, di mana ada banjak praoe dan kapal-kapal.
Biasanja Julius memandang dengen senang segala barang inda jang ia dapet liat ditenga djalan, tapi sekarang ia tiada soeka liat, tiada soeka perdoeli lagi itoe semoea. Dengen memikirken halnja sendiri ia djalan mencedjoe ka roemanja. Ia tiada open pada kawan-kawannja jang panggil padanja aken diadjak maen dan bebrapa kali ia ampir toebroek orang jang liwat di hadepannja.
Dalem hal demikian Julius Werner sampe di dalem kota Maagdenburg, ia potong djalan aken tiada liwat di depan roemanja toean Stein dan berkali-kali ia poeter djalan ka kiri kanan soepaja tiada keteinoe pada ajahnja jang amat bengis. Achirnja julius berdiri diam dan sapoe kringat di djidatnja, seraja memandang pintoe roema orang toeanja.
Ini roema ada ketjil dan toea. Temboknja soeda goegoer di sana sini, katja djendelanja soeda
Dikasi lepas dari pakerdjannja.
9
goerem, sebab terialoe toea dan tiada diopen. Di depan pintoe ada sapotong papan, di mana ada toeiisan ini; „Fritz Werner, goeroe muziek, bikin betoel orgel dan piano."
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Apakah iboekoe nanti bilang dari hal dirikoe ini!" kata Julius saorang diri dengen amat soesa hati.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]la berdiri diam sambil berpikir, apa baek ia teroes raasoek ka dalam roemanja atawa baek ia berdjalan ka tempat laen. Achirnja Julius bikin taba hatinja, ia niasoek di pintoe roema dan berdjalan teroes ka pertengahan dalem.