Mohamed Ali Pacha/Bab 18

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
52316Mohamed Ali Pacha — Bab 18Gouw Peng Liang

XVIII.

PEMBITJARA'AN JANG PENTING.

Bagian kadoea.

 Matahari telah silem, hari soeda djadi malem dan kota Konstantinopel jang rame soeda mendjadi sepi. Di sana sini ada keliatan api lentera di antara roema-roema, poehoen-poehoen, taman taman dan koeboeran-koeboeran, tetapi di bebrapa ratoes djalan raja dalem itoe kota tiada keliatan orang berdjalan. Toko-toko soeda ditoetoep, roema-roema minoeman, di mana orang tjoema boleh minoem kopi, poen pada kosong, sebab semoea tetamoenja soeda brangkat poelang. Tjoema di Pera, tempatnja bangsa koelit poeti, masi ada orang berdjalan, tetapi di laen laen tempat melaenken ada bebrapa banjak andjing jang riboet menggonggong.
 Djoega di soengi Bosporus ada amat sepi, Kaik kaik (praoe ketjil) jang biasa ada di itoe Soengi, telah tiada keliatan lagi; dari kapal-kapal jang blaboe di itoe tempat tjoema keliatan api lenteranja roepa-roepa warna . Di sepandjang tepi soengi ada kadengeran swara tindakan dari soldadoe djaga jang moesti djaga pri kasadjatara'an di itoe tempat, di mana ada banjak gedong dan astana astana dari bei bei dan pacha-pacha.
 Satoe di antara gedong-gedong jang deket pada tepi soengi, di mana ada kebon kembang, poehoen142 Pembitjara'an jang penting.


poehoen dan laen-laen barang perhiasan, ada keliatan lebi inda dari laen-laen gedong.

 Di tenga taman jang inda ada satoe djalanan aken pergi ka satoe astana jang bagoes serta moengil perboeatannja. Dalem ini astana ada doea kamar kosong, di mana tiada banjak barang prabotnja dan di mana atjapkali toean roema dateng hiboerken hatinja, lebi lagi djika ia diganggoe berbagi bagi hal jang bikin hatinja soesa. Di dalem satoe di antara ini doea kamar sekarang ada terdjadi hal jang maoe ditjeritaken.

 Tembok-temboknja itoe kamar ada ditjat idjo, .oebinnja ditoetoep dengen permadani. Di pinggir tembok ada satoe divan pendek jang ditoetoep sama kaen koening. Di atas satoe medja ada bebrapa banjak boekoe, soerat kabar, kertas dan satoe kaart atawa peta negri, jang ditoelis serta ditjitak dalem roepa-roepa bahasa. Deket ini medja ada bebrapa korsi rotan jang tiada mahal harganja dan di satoe korsi ada doedoek toean roema, farik (generaal) Mohamed Ali pacha, jang ada pake-pakean generaal, tapi tiada pake pedang dan tiada pake fez, sedeng tangannja ada toendjang djanggoet dan matanja selaloe memandang pada satoe soerat kabar jang ia lagi batja.

 Itoe tatkala ada di boelan Mei 1876, ampir

liwat doea poeloe tiga taon lamanja sedari Mohamed Ali oendjoek ia poenja gaga perkasa pertama kali di tepi soengi Donau, sasoedanja lebi

Pembitjara'an jang penting

143



 doeloe ia tjega satoe perboeatan chianat di doesoen Isnik. Ja, soeda liwat doea poeloe tiga taon dari itoe waktoe dan sekarang Mohamed Ali alias Julius Werner soeda dapet pangkat generaal dengen gelaran pacha serta pegang prenta atas Sabagian angkatan prang Toerki. Oewang dan kekwasa'an inilah ia tiada koerang. Gadjinja poen besar sebagi laen-laen pacha.

 Laen dari begitoe, ia soeda dapet poesaka besar dari ia poenja ajah poengoet, Ali pacha, jang sablonnja meninggal soeda piara dengen baek ini anak poengoet jang ditjinta seperti anaknja sendiri. Mohamed Ali pacha ada tinggal dalem satoe astana besar, mempoenjai banjak boedjang dan hamba, ada piara banjak koeda bagoes serta Simpen ibanjak sendjata jang mahal, sedeng Sringkali ia rima tetamoe orang-orang besar, jang hormatken padanja sebagi saorang hartawan, satoe generaal bidjaksana jang soeka bikin madjoe pri keada'an dan adat istiadat jang sopan dari pendoedoek negrinja. Pendeknja impiannja Julius Werner dari Maagdenburg sekarang soeda kedjadian dengen Sasoenggoenja.

 Mohamed Ali pacha, generaal pada angkatan prang Toerki, ada kaja serta besar kekwasa'annja, tapi apakah ia ada merasa beroentoeng ? Ach, segala harta kekaja'an dan kabesaran dalem doenia jang dihadepken tiada nanti bisa obatin itoe loeka jang di dalem bebrapa taon lamanja ada dirasa dalem hati ini pacha. 144 Pembitjara'an jang penting.


Sringkali ia doedoek sendiri menanggoeng segala doeka tjita, iarasa dirinja ada miskin di antara sekalian harta kekaja'annja, dan ia ingin ketemoe lagi pada semoea orang jang ia tjinta dan sekarang ada di tempat baka. Ia poenja ajah Fritz Werner dan ia poenja iboe soeda meninggal doenia dengen tiada meliat kombali pada ini anak jang soeda toekar agama serta ganti kebangsa'an. Nona Mrika jang tjantik serta cilok dan moelia jang Mohamed Ali tjinta dengen sagenep hati serta njawanja, sasoeda menika doea taon, telah mati diboenoe, brangkali atas prentanja imam Reschid. Ali pacha, ia poenja ajah poengoet serta penoeloeng jang paling besar, poen telah meninggal di taon 1868, dengen tinggalken banjak harta kekaja'an pada anak poengoetnja ini, tetapi ini harta tiada bikin Mohamed Ali djadi beroentoeng. Selaennja ini, Mohamed Ali merasa soesa djoega, sebab kaoem toea di Toerki jang senantiasa anggep ia sebagi saorang Christen jang sanget dibentji, masi bermoesoe kras padanja, dikapalaken oleh Soleiman jang sekarang soeda djadi pacha djoega. Soleiman pacha soeda dapet.kawan dengen segala oelama jang banjak berboeat perkara onar. Lagipoen di sana sini ada banjak pakoempoelan resia bangsa koelit poeti jang adjar pada Sultan dan pada bebrapa pacha aken berboeat segala perkara jang tiada patoet.

Kamoedian Mohamed Ali hiboerken hatinja jang soesa dan ambil pengidoepan jang senang sebagimana laen-laen pacha. Ia minoem anggoer di temPembitjara'an jang penting145


pat pesta dan perdjamoean, ia pergi pesiar ka Frankrijks ia bersobat sama segala bankier dan laen-laen orang Europa di Pera dan Galata (wijk bangsa koelit poeti di Konstantinopel). Achirnja ia ambil bebrapa bini dan goendik jang eilok boeat isi ia poenja haremlik jang kosong. Tapi tiada satoe dari antara ini penghiboeran hati bisa singkirken itoe mega jang bikin glap pikirannja Mohamed Ali pacha. Hatinja tiada bisa dihiboer dan senantiasa tinggal doeka sedari istrinja jang sanget ditjinta meninggal doenia.
 Itoe tatkala Mohamed Ali pacha batja satoe kabar di dalem courant Times, di mana diwartaken, lord Gladstone, minister buitenlandsche zaken Inggris Soeda bitjara di madjelis lagerhuis di Londen dan tjela pri keada'an di Toerki. Tangannja Mohamed Ali djadi gemeter dan matanja terboeka besar setelah ia batja begimana lord Gladstone membri pikiran pada parlement di Londen, aken bikin dami segala perselesehan sama negri-negri di sebla Timoer. Tegesnja itoe minister maoe tjari persobatan sama Rusland, dengen tiada inget, doeloe Rusland soeda tjampoer tangan dalem perkara hoeroe hara dari rahajat Sipahi dan tiada inget djoega, begimana angkatan prang Rus di Asia Tenga soeda madjoe aken masoek di djadjahan Inggris.
 „Nasibnja karadja'an Toerki soeda ampir sampe!” kata Mohamed Ali pacha, seraja ia boeang itoe soerat kabar dengen mara. ,,Semoea sobat-obat kita tiada maoe tjampoer lagi pada kita


Moebamed Ali paca

10

orang; jang satoe sebab koerang kekoeatan dan jang laen lantaran beroba pikirannja, dan achirnja rahajat Toerki jang ada di bawa prentanja satoe Sultan gila, moesti membela diri dengen kekoeatannja sendiri. Dengen tenaga sendiri? Ha, saja taoe ini tenaga tiada ada sebrapa besar!”

Samentara ini pintoe kamar telah terboeka dan saorang kebiri jang koelitnja item berdiri di pintoe, seraja berbisik:

„Toeankoe di loear ada menoenggoe Scheik el Islam, Hasan Kairullah effendi.”

„Silaken ia masoek,” menjaoet Mohamed Ali sambil bangoen berdiri.

Tiada lama poela ada kadengeran orang berdjalan dengan pelahan. Ini tetamoe tinggal berdiri dipintoe kamar, dianter oleh itoe orang kebiri. Scheik el Islam Hasan Kairullah effendi ada pake satoe badjoe poeti pandjang, potongan bangsa Arab, di iket dengen iketan pinggang warna idjo dan pake djoega satoe sorban idjo, pakeannja semoea sjerif[1]. Ia masoek ka dalem kamar, sambil bersalaman dengen tersenjoem, seraja berkata:

„Salam aleikoem!”

„Rami ferhana kif cheftek, Chedd koursi![2]Pembitjara'an jang penting147



begitoelah Mohamed Ali membales hormat dan angkat satoe korsi boeat tetamoenja ini. „Saja tiada kira bisa berdjoempa lagi begitoe. lekas pada ajahkoe dan kabetoelan sekarang saja ada di roema. Tapi Toehan Allah ada terpoedji, maka ini hari kita orang bisa ketemoe satoe sama laen boeat bitjaraken perkara-perkara perloe bagi negri kita orang.”
 „Soenggoe Allah Ada terpoedji,” kata poela itoe moefti besar. „Toehan kita orang masi melindoengken negri kita jang soeda roesak dan maoe didjoeal pada orang Rus oleh Sultan dan mantri-mantrinja jang doerhaka, tapi dengen lekas kita orang moesti goenaken tenaga kita, soepaja karadja'an kita orang tiada djadi roeboe sama sekali. Apakah tentang ini oeroesar anakkoe soeda bitjara sama sekalian bei dan officier-officier?”
 —„Saja soeda bitjara sama bebrapa orang di antara marika itoe, ajahkoe, dan semoea orang militair mendjadi tiada senang setelah mendenger kabar, oetoesan Rus, generaal Ignatief, soeda kasi oewang pada Padisha, aken bajar oetangnja pada soedagar-soedagar Frans. Semoea balatentara di Fophaneh ada di bawa kekwasa'an kita orang dan nanti toeroet segala prenta kita orang, sebab iaorang ingin dapet satoe Sultan jang soedjoet betoel pada agama serta gaga brani seperti orang peprangan.”
 —„Bagoes, anakkoe, Dan begimanakah keadaan kau dengen Soleiman pacha?” 148 Pembitjara'an jang penting.



 „Soeda doea poeloe tiga taon lamanja saja ada bermoesoe padanja,” menjaoet Mohamed Ali dengen swara doeka. ,,Brangkali ia jang soeda boenoe istri saja. Lantaran begitoe saja tiada soeka tjampoer padanja dan kaloe kabetoelan saja ketemoe ia di kantoor mantri prang atawa di hadepan Sultan, kita orang tiada sekali bitjara satoe pada laen. Maka aken bekerdja berSama itoe orang, tentoelah saja tiada bisa. Saja tiada maoe bitjara padanja, selaennja kaloe sama-sama pegarg pedang terhoenoes.”
 „Angkau berdoea moesti bikin dami segala perselesehan dari doeloe-doeloe,” begitoelah Scheik el Islam kasi nasehat. „Banjak imam dan soffa soeda moefaket aken inembela perkara Nabi jang prenta kita orang aken bersatoe hati boeat melawan paka kaoem giaoer.”
 „Dan kapankah ajahkoe maoe berboeat itoe perkara besar?” menanja Mohamed Ali jang senantiasa pandang moekanja ini moefti besar. „Kita orang tiada boleh berajal, sebab semingkin lama generaal Ignatieff iket semingkin kentjeng pada Sultan dalem pikatannja.”
 „Lagi ampat hari, anakkoe,” djawab Hasan Kairullah effendi sambil tersenjoem.
 —„Dan siapakah nanti diangkat djadi Sultan aken ganti doedoek di tachta karadja'an? Saja harep boekan Joesoef Izzeddin, poetranja Sultan jang sekarang, jang sedari masi ketjil soeda biasa borosken oewang.” Pembitjara'an jang penting149


 —„Di antara kaoem Osmanli masi ada banjak laen poetra jang ditjinta oleh sekalian laskar prang dan rahajat negri. Di sini ada doea poetra dari almarhoem Sultan Abdoel Medjid: prins Abdoel Moerad dan Abdoe! Hamid, jang sekarang ada disemboeniken di laen "tempat, tapi satoe tempo, apabila diprenta oleh Allah dan dipanggil oleh rahajat negri, ia nanti bangoen sebagi poetra-poetra dari kaoem Osmanli jang laen-laen. Tabakeniah hati kau, anakkoe, djangan kwatir di Stamboel tiada nanti bisa dapet satoe Padisha jang soeka siapken laskar prang aken oesir semoea balatentara Rus. Allah membri berkah pada kau. Sekarang akoe maoe pergi pada Moektar pacha dan tiada lama lagi akoe nanti kirim kabar pada kau.”
 Seabisnja bitjara begitoe, Scheik el Islam bangoen berdiri. Ia toetoep sakoedjoer badannja dengen satoe selimoet poeti dan berdjalan ka pintoe kamar, dianter oleh Mohamed Ali. Orang kebiri anter ini tetamoe kaloear dari satos pintoe resia, Hasan Kairullah effendi berdjalan teroes ka tepi Soengi Bosporus, di mana ada menoenggoe satoe kaik (praoe ketjil). Ia selimoetin lagi badannja dengen satoe kaen tebel, sedeng praoenja menoedjoe ka astana dari laen-laen pacha jang semoea ada tiada senang hati dalem pri keadain negri Toerki di ini masa, sebab karadjadianja ampir roeboe.
 Setelah Scheik el Islam brangkat pergi, Mohamed Ali pacha poen kaloear dari itoe kamar, di mana ia soeda batja Soerat kabar dan doedoek 150 Pembitjara'an jang penting.


berempoek sama itoe moefti besar. Ia berdjalan masoek di antara gang-gang dalem gedongnja dan teroes ka haremlik, jaitoe tempat kadiamannja orang-orang prempoean. Ia berdiri di depan satoe pintoe jang bagoes, di mana ada berdiri djaga saorang kebiri bangsa koelit item, Massaoed namanja. Ini boedak membri hormat dan boeka itoe pintoe, di mana Mohamed Ali teroes masoek ka dalem satoe pertengahan. Di sana ada lagi bebrapa pintoe jang ditrangken dengen satoe lampoe perak. Sasoedanja liwat di satoe pintoe laen, Mohamed Ali masoek ka dalem satoe kamar besar, jang djendelanja tertoetoep klamboe kawat, dari mana orang boleh memandang ka kebon kembang dan di mana sekarang ada ditrangken dengen apinja lilin mera.
 Ini kamar diriasken menoeroet matjem perhiasan negri-negri sebla Timoer. Papan lotengnja ada ditoetoep sama soetra biroe, di mana ada terloekis gambar bintang dan boelan sebla: tembok-temboknja diriasken dengen kaen-kaen dari Persie dan Koerdistan jang disertaken banjak gambar dan roepa-roepa warnanja. Divan dan korsi-korsi ketjil di itoe kamar ada pake alesan beloedroe biroe, di tenga medja marmer ada ditaro satoe narghileh, djoega ada barang prabot minoem kopi dari perak dan tjawan-tjawan berisi aer ijs, sedeng oebinnja ada ditoetoep dengen permadami dari Smyrna dan Damascus, hingga kaloe orang ma$oek di ini kamar, tiada kadengerania poenja swara tindakan. Pembitjara'an jang penting151



 Ini kamar ada tempat berkoempoel orang-orang prempoean istrinja Mohamed Ali, jang semoea ada idoep di ini tempat dengen tiada bekerdja satoe apa
 Njonja roema dari ini astana jang inda, hanoem Kheira, asal orang Syrie, kira-kira tiga poeloe lima taon oemoernja, ada doedoek di oedjoeng divan deket satoe djendela, sambil isep narghileh jang berboenji seperti swara koetjing. Ini hanoem ada tinggi, matanja item dan potongan moekanja ada seperti laen-laen orang prempoean di Toerki. Pakeannja saderhana sekali, ampir poeti meloeloe, menoeroet adat orang-orang jang ada oemoer di tana Arab.
 Koetika Mohamed Ali berdjalan masoek dan taro pedangnja, ia poenja istri jang tjantik telah berpaling sambil tersenjoem, tapi dengen tiada bergerak dari tempatnja doedoek. Setelah Mohamed Ali doedoek di seblanja sambil pegang tangan jang montok dari istrinja, hanoem Kheira taro oedjoengnja narghileh jang lagi di-isep di atas divan dan ia poenja kapala direbaken di poendaknja Mohamed Ali, seraja ia berkata:
 „Soeda lama saja menoenggoe pada kau, soeami jang tiada setia. Matahari soeda silem dan di Stamboel sueda djadi glap, tapi Mohamed Ali roepa-roepanja ada loepa pada istrinja, sebab ia berkoempoel sama segala orang peprangan dan Sama orang-orang Europa, boeat bitjaraken oeroesan prang dan doedoek minoem anggoer jang dilarang oleh Nabi.” 152 Pembitjara'an jang penting.



 „Kau sala, Kheira”, menjaoet Mohamed Ali sambil tertawa mendenger perkata'an istrinja jang memang soeka memaen. „Sabetoelnja saja soeda doedoek batja sogerat-soerat kabar dari Londen dan .Parijs, kamoedian saja bitjara perkara perloe sama Scheik Al Islam. Baroe sekarang saja ada tempo akeri berdjoempa pada kau dan maoe denger begimana kau soeda oeroes perkara jang saja seraken pada kau.”
 „Ini hari saja soeda dapet taoe satoe resia,” kata itoe hanoem. „Saja soeda ketemoe pada Kadine (istri Sultan) Kurrem, pada siapa saja soeda doedoek bitjara. Dalem ini pembitjara'an saja djadi dapet taoe, sasoenggoenja djoega kita orang poenja Sultan Abdoel Azzis tiada bener ingetannja. Kadang-kadang Padisha merinti dan atjapkali ia bikin segala tingka gila, hingga orang moesti tertawa. Kemaren Baginda Sultan soeda adoe ajem di astana. . . . . . .”
 „Adoe ajem?” inelisapi Mohamed Ali dengen heran.
 —„Ja, doeablas ajem djago Inggris soeda dibikin tadjem tegilnja dan dibikin galak, laloe diadoe satoe pada laen. Baginda Sultan dengen senang hati soeda meliat ini binatang-binatang berklai dan soeda kasi pake bintang Osmani pada doea ajem jang soeda menang berklai dan jang sekarang moesti dihormat oleh pendjaga-pendjaga astana. Tjoba kau pikir soeamikoe, apakah itoe boekan kelakoeannja orang gila ?” Pembitjara'an jang penting153


 „Memang! Dan ini Radja gila moesti pegang prenta di antara kita orang !” menjaoet Mohamed Ali sambil tarik napas.
 —„Kamoedian Padisha meliat ia poenja doea poeloe singa jang dikasi makan daging dengen dirameken muziek, seperti adat Radja-radja Europa doedoek makan.”
 Sasoedanja itoe, Padisha prenta ia poenja dokter batja satoe soerat kabar dan setelah itoe dokter batja kabar perkara banjak roema di Teheran soeda kebakar, dengen mendadak Sultan oesir padanja dan Baginda lari ka samping astana, di mana ada didjaga oleh barisan pendjaga astana. Baginda kasi prenta pada ini barisan aken boenoe Sasoecatoe orang'jang brani dateng di itoe tempat dengen isep roko atawa pipa, kerna Sultan kwatir astananja nanti dibakar.”
 „Apakah tjoema itoe jang kau dapet taoe, Kheira?” menanja Mohamed Ali jang memandang pada isirinja dengen tiada sabar. „Tiadakah kau dapet laen kabar jang lebi penting bagi keslametan negri kita orang? Saja rasa kau ada dapet taoe resia laen dari Kadine Kurrem.”
 „Saja dapet taoe djoega laen-laen hal,” menjaoet Kheira sambil tersenjoem serta kedipken matanja. Saja taoe Moerad effendi soeka doedoek di tachta karadja'an jang kosong.
 Ampir semoea pembesar kraton soeka meliat laen Sultan pegang prenta, soepaja rahajat negri tiada djato di tangannja orang Rus.

. 154 Pembitjara'an jang penting.


 Maka kaloe panglima-panglima prang maoe masoek di kraton, nistjaja Kislar aga (kapala orang kebiri di kraton) nanti boeka pintoe dan semoea orang kebiri tiada nanti tjaboet pedangnja aken membela satoe Sultan jang soeda djadi stenga kafir. Djoeroe astana jang pertama, Fuad bei, telah kasi kabar pada Kadine Kurrem, lagi ampat hari ia toenggoe kau dateng di astana Sultan.
 „Baek, itoe pembitjara'an ada accoord sama perkata'an Scheik el Islam,” kata Mohamed Ali dengen aer inockanja keliatan senang. Saja mengoetjap trima kasi boeat segala pertoeloengan kau dalem ini oeroesan, tapi djagalah baek, soepaja resia kita orang tiada terboeka.”
 „Djangan kau kwatir, Mohamed Ali,” menjaoet hanoem Kheira sambil tersenjoem. „Saja tiada bodo dan saja nanti djaga betoel kahormatannja familie kita orang dan nama kau sendiri.”
 Kamoedian ini hanoem bangoen dari tempatrja doedoek dan toeang satoe mangkok kopi boeat swaminja jang dikasi isep djoega pipa narghileh.
 Sakoetika lamanja Mohamed Ali doedoek di itoe kamar di sebla istrinja jang tjantik, jang soeda menghiboer hati swaminja dengen berbagi-bagi perkata'an manis dan tjerita roepa-roepa hal.
 Hatinja Mohamed Ali senantiasa inget pada perkara-perkara jang nanti boleh djadi, djika Sultan Abdoel Azis dikasi toeroen dari tachta karadja'an dan diganti oleh laen Sultan. Ia taoe betoel, tentoe Toerki moesti berprang paka Rus==Pembitjara'an jang penting155==


land jang soeda lengkep balatentara serta alat prangnja. Dalem ini peprangan ia, Mohamed Ali, boleh dapet lagi kapoedjian dan kesohoran aiawa namanja jang kesohor dan terkenal baek mendjadi ilang pamoernja sama sekali !

 Dengen penoe pikiran begitoe Mohamed Ali berpisa dari istrinja dan kaloear dari itoe kamar. la balik kombali ka kamar toelisnja, di mana ada banjak soerat-soerat, peta negri, soerat kabar dan boekoe-boekoe. Di sana ia doedoek bengong memikirken nasib negrinja.

 „Apakah bisa ditoeloeng ?“ begitoelah Mohamed Ali pacha menanja pada dirinja sendiri, koetika ia doedoek di kamar toelis dengen toendjang kapalanja dengen sebla tangan dan membatja caurant Turguie, orgaan dari pakoempoelan kaoem moeda di Toerki. „Apakah segala kasoesahan negri kita orang bisa ditoeloeng dengen” djalan prang besar? Saja rasa tiada. Radja-radja besar di Europa tiada soeka bantoe pada kita orang, kas negri ada kosong, laskar prang ada sampe gaga serta kosen, tapi tiada dapet pladjaran tjoekoep dalem perkara prang. Kita orang moesti bela kahormatannja. bangsa kita, djiwa kita nanti diadoe sabole-boleh..... laen dari itoe, abis perkara !

 Negri Polen soeda dikalaken dan dipoekoel oleh Rusland, Duitschland dan Oostenrijk. Sekarang ada gilirannja negri Toerki jang maoe dirampas oleh orang Rus. Angkatan prang Rus nanti madjoe menjerang teroes ka Oostenrijk, kamoedian ka Duitschland.

 Dan begimana halnja Sultan baroe? Ja, brangkali ia bisa toeloeng sedikit penjakitnja karadja'an kita orang dan bisa djaga djoega, soepaja nama kita orang tiada dapet tjatjat, tetapi aken bikin semboe sama sekali ini penjakit jang sanget brat, itoelah tiada bisa diharep, kendatipoen kita orang bisa dapet Radja jang begitoe bidjaksana serta kosen sebagi Baginda Mohamed II dan Baginda Soleiman dengen ia poenja balatentara Janitsar dan Spahi jang kesohor di djeman doeloekala. Saben-saben Radja-radja di Europa patjoel sedikit-sedikit ini negri, dan adjalnja pamerenta kaoem Ottomani ampir sampe. Adoe, sedi sekali !“

 Sambil tarik napas pandjang Mohamed Ali jang soeda berkali-kali oendjoek kakosenannja di medan prang, sekarang telah toendoeken kapalanja dan merasa amat doeka hati, kerna ia taoe negrinja ada terantjem bahaja besar, hingga di ini masa karadja'an Toerki ada saoepama orang jang sedeng berdiri di pinggirnja satoe toebir jang dalem.

  1. Toeroenannja Nabi Mohamed.
  2. Ini perkata‘an-perkata‘an Arab artinja: Saja merasa girang kerna meliat toean ada slamat. Doedoeklah!”
    Pembesar-pembesar di Toerki memang soeka bitjara bahasa Arab, lebi poela kaloe bitjara sama oelama-oelama besar, sebegimana adatnja orang-orang bangsawan di Europa jang biasa bitjara bahasa Frans atawa laen-laen bahasa.