Mohamed Ali Pacha/Bab 19

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
52317Mohamed Ali Pacha — Bab 19Gouw Peng Liang
XIX.
PAMAN DAN KAPONAKAN.


 Kira-kira saperdjalanan Stenga djem djaoenja dari gedongnja Mohamed Ali pacha pada tepi Soengi Bosporus, ada satoe roema ketjil, di mana doeloe ada tinggal toekang-toekang kebon, tetapi soeda lama ini roema tinggal kosong dan banjak roesak. Gentengnja botja, temboknja dari kajoe banjak jang bolong, pintoe-pintoenja ampir terlepas dari engselnja. Tapi sekarang itoe roema soeda dibikin betoel, sebab pintoenja tertoctoep, lobang-lobang di temboknja soeda ditambel dan dari djendelanja ada keliatan sinar api dari dalem itoe roema, Djoega di tepi soengi ada satoe kaik, di mana ada doedoek doea toekang penggajoe jang soeda bawa satoe orang ka ini roema dan sekarang lagi toenggoe orang ini brangkat balik dari sana.

 Dalem itoe roema ada doedoek doea orang lelaki. Jang paling toea, satoe derwis, jang pake Satoe sorban besar serta pegang satoe tasbe, ada koeroes dan moekanja poetjet, matanja bengis, idoengnja bengkok dan djenggotnja pandjang serta berwarna poeti. Ini orang derwis toea boekan laen corang dari pada imam Rechid, ajahnja nona Mrika jang soeda mati diboenoe. Sasoeda tiada dapet menjampeken maksoednja aken boenoe telah mengilang, tiada ketahuan ka mana perginya. Orang mengira ia telah mati, tetapi sebagaimana ternyata sekarang, ia masih hidup dan ada di ibu kota Konstantinopel. Dan ada satu orang anak muda , dan dandanannya seperti anak orang besar, rupanya cakep, pakaiannya bagus seperti potongan orang Eropa. Ini orang muda ada Chefket *) effendi, anaknya Soleiman pacha dan berumur dua Puluh dua tahun, tapi ia belum punya pakerjaan apa-apa dan sekarang ia datang pada paman besar yang ia punya, imam Reschid. „Chefket, sekarang kau datang betul pada waktunya kita orang mesti membalas sakit hati," kata imam Reschid sambil angkat tangannya yang Kurus. „Sudah lama aku intip dan mencari jalan akan balas sakit hati pada itu anjing dari sekalian anjing. itu orang terkutuk yang sekarang sudah menjabat pangkat besar dengen gelar pacha, itu orang kafir Mohamed Ali, dan seka­rang aku mendapat jalan akan membuat ia susah, hingga ia nanti lebih suka mati dari pada hidup lebih lama. Dulu aku punya satu anak perempuan, Mrika namanja, yang dibawa lari oleh Mohamed Ali. Anakku Mrika telah mati dibunuh oleh orang kafir itu, dan sekarang

  • ) Chefket ada satu perkataan Turki,

Berkasihan.


Reschid adalah salah satu nama Arab yang biasa dipakai oleh imam-imam dan artinya adil

Paman dan kaponakan.

159



angkau, tjoetjoekoe, kau moesti boenoe itoe orang kafir Mohamed Ali.

 „Allah!” menjeboet Chefket effendi sambil tarik napas.

 —„ltoe akoe prenta pada kau! Angkau sendiri soeda berboeat banjak dosa, sebab kau soeda idoep seperti orang giaour, dan itoe dosa tjoema bisa dileboer dan diampoenken oleh Nabi jang sekarang prenta pada akoe boeat menjampeken ia poenja maoe itoe.” 4

 „Astaga firlah!” menjeboet lagi Chefket jang soeda djadi gemeter mendenger itoe prenta dari Nabi. „Begimanakah saja bisa boenoe satoe orang jang tiada ada sala satoe apa ?”

 „Titanja Allah tiada saorang boleh banta,” kata imam Reschid dengen swara gergetan. „Mohamed Ali dan toeroenannja soeda dikoetoek oleh Allah.”

 Kau kira, akoe nanti kasi ampoen dosanja itce bangsat jang soeda bawa lari anakkoe, dari siapa ia soeda dapet ketrangan resiakoe, hingga kamoedian ja soeroe soldadoe dateng di doesoen Isnik boeat lindoengken andjing-andjing Christen. Akoe ada toeroenan Orang Albanie, satoe dara dengen kaoem Skipi jang gaga perkasa.

 Dan angkau, anak kaponakankoe, kau ada oeama pekakas aken bales sakit hatikoe: Dengen memboenoe satoe binatang kafir kau nanti dapet ampoen dari semoea dosa kau jang amat brat.”

 „Tapi dosa apakah saja soeda berboeat ?” menanja Chefket dengen heran. 160 Paman dan kaponakan.


 —„0, dosa kau ada sanget banjak. Angkau soeda minoem anggoer dan cognac: kau soeda doedoek makan di roema orang Christen dan di roema orang Jood; kau soeda maen bola seperti sadrang giaour jang toelen; angkau soeda pake pzkean orang kafir serta ganti djoega kau poenja fez dengen laen topi jang boekan seharoesnja kau pake Djoega kau soeda pindjem oewang pada orang Griek dan pada orang Italie; ini oetang kau bajar dengen oewang jang kau tjoeri di roema ajah kau. Kau poenja ajah, saorang Moslim jang baek, tjoema taoe separonja sadja dari semoea kau poenja perboeatan jang tiada baek dan tentoe ia boenoe pada kau, djika ia dapet taoe semoea resia dan kadosahan kau. Akoe sendiri taoe semoea tesia kau. Kaloe sekarang kau tiada berdjandji aken boenoe Mohamed Ali, akoe nanti boeka semoea resia kau dan minta soepaja kau dikasi hoekoeman jang sanget brat, sebaba kau soeda langgar titanja Nabi serta sia-siaken agama jang soetji."




(Ada samboengannja)

TJERITA
MOHAMED ALI PACHA
SATOE TJERITA JANG BETOEL SOEDA
KEDJADIAN PI NEGRI TOERKI
JANG SANGET MENARIK HATI.

(DJILID KA 3)
XIX.
PAMAN DAN KAPONAKAN.
Bagian kadoea.

 „Pamankoe ada kedjem sekali,” kata Chefket jang ada lebi baek adatnja dari ia poenja paman besar, kendati ia soeda bawa pengidoepan tiada sSanoenoe dan bisa borosken doeit. „Sekarang saja diprenta melakoeken perkara boenoe, tapi boleh djadi saja sendiri jang nanti diboenoe. Apakah paman sendiri atawa laen-laen Orang derwis tiada bisa kerdjaken itoe perkara?"

 —„Sekarang tiada ad dae djalan Chefket. Anaknja Mohamed Ali atawa ia sendiri moesti mati di tangan kau dan kau nanti dapet gandjaran dari Nabi. Angkau nanti djadi panglima dari barisan bashi bozouk dan nanti toempaken daranja kaoem raja, djika soeda sampe waktoenja. Kamoedian kau nanti idoep beroentoeng, Chefket !"

 Ini orang moeda toendoeken kapalanja. Dalem hati ia koetoek pada iman Reschid dan berkata 162 Paman dan kaponakan.



 dengen pelahan: „Persetan sama Kan, toea bangka Jang amat djahat serta kedjem !

 Kamoedian dengen swara kras ia menjaoet:

 „Baek, pamankoe, saja nanti toeroet itoe prenta jang saja anggep sebagi titanja Allah. Betoel saja, merasa kesian aken boenoesatoe anak premposan atawa orang toeanja jang tiada berdosa, tapi ena sja satoeimam soetji seDagi pamam soeda bikin taba serta "tetep hati saja.

 „Slametlah angkau, tjoetjoekoe,” kata imam Reschid dengen amat girang. „Angkau soeda pili djalan jang bener, Nabi kita nanti mendjadi soeka hati dan aken membri berkah pada kau. Perbogatan kau nanti membikin semboe sakit di hatikoe. Akoe nanti kasi oepahan besar pada kau, sebagi penoeloengnja negri Toerki. Tapi apakah kau ada bawa sendjata ?”

 „Tida, pamankoe,” menjaoet Chcfket. „Kemaren saja telah kira paman bitjara dengen memaen, hingga sekarang saja tiada bawa sendjata apa-apa.”

 Sambil tertawa imam Reschid boeka badjoenja dan kaloearken satoe pedang pendek jang pake saroeng tandoek dan kapalanja disaloet dengen perak. Ini sendjata ia poeter ka kiri kanan, seraja berkata

 „Di sini ada satoe pedang aken boenoe itoe anak haram atawa ajahnja sebagimana jang ia sring goenaken bosat tabas batang lehernja moesoe.”

 Brangkatlah sekarang, tjoetjoekoe, dengen berkahnja Allah, tetepken hati kau dan inget betoel

Paman dan kaponakan.

163


 titanja Nabi. Sasoedanja djalanken itoe tita, ksu moesti balik kemari dengen ini senjjata jang moesti ada tanda dara. Akoe toenggoe kau ba­lik dengen berdoa."

 „Baek, pamankoe," menjaoet Chefket effendi jang trima itoe sendjata dan disemboeniken di dalem badjoenja. Kamoedian ia tjioem tangannja imam Reschid dan berdjalan kaloear menoedjoe ka tepi soengi Bosporus, di mana doea toekang praoe ada menoenggoe di dalem satoe kaik.

 „Sekarang kita orang moesti brangkat," prenta Chefket, sasoedanja ia toeroen di itoe kaik. „Kita orang moesti pergi ka roemanja Mohamed Ali dan ambil djalan dari blakang di taman besar."

 „Baek, etfendi," menjaoet itoe doea toekang praoe, laloe iaorang dajoeng kaiknja jang djalan di soengi dengen tiada berswara.

 Itoe waktoe boelan baroe terbit. Di soengi Bosporus ada keliatan bajangan poehoen-poehoen dan tembok-tembok roema di pinggir soengi. Di darat dan di soengi ada soenget soenji. Kadangkadang dari djaoe ada kadengeran svvara piano dan laen pekakas muziek, dimaenken oleh njonja-njonja di Haremlik boeat hiboerken hati, atawa dimaenken oleh nona-nona moeda aken bikin senang hatinja eîfendi-effendi moeda jang doedoek plesir dengen minoem anggoer, kendati ini minoeman ada dilarang di kitab elkor'an. Tempo-tempo djoega ada kadengeran swaranja koetjing

di tamannja segala pacha dan bei.

164

Paman dan kaponakan.


 Dalem satoe kaik jang liwat di soengi Bosporus di bawa poehoen-poehoen ada doedoek Ciiefket effendi dengen soesa liati. Saben-saben tangannja jang kanan ada pegang pedang pendek jang disemboeniken di dalem badjoenja, dan ma­nakala ia pegang ini sendjata, hatinja mendjadi semingkin tiada enak.

 Chefket ada saorang moeda jang soeka plesir, seperti orang-orang moeda di Weenen dan Parijs, tetapi ia tiada tega memboenoe saorang jang tiada bersala satoe apa. Ini orang moeda djadi gemeter, apabila ia inget perboeatan kedjem jang ia moesti djalanken. Dalem hatinja ia koetoek pada imam Reschid jang ia sanget bentji, tjoema ia takoet resianja nanti diboeka pada ia poenja ajah, Soleiman pacha jang amat bengis. Chefket pikir, apa tiada baek ia boeang diri di dalem soengi, soepaja tiada oesa aniaja djiwanja orangorang jang tiada berdosa, tapi sabentar lagi pikirannja beroba dan ia inget, ia masi moeda dan masi maoe idoep lama.

 Sambil tarik napas ia memandang pada gedongnja Mohamed Ali pacha.

 Doea toekang praoe tiada berdajoeng lagi. Kaiknja brenti di pinggir soengi. Sekarang ada dateng waktoe boeat Chefket djalanken prentanja imam Reschid!

 Dengen gemeter ini orang moeda memandang ka soengi dan ka darat, di mana ada sanget sepi. Sigra djoega ia naek ka darat dan lompat di

Paman dan kaponakan.

165

pager pekarangan tamannja Mohamed Ali pacha, laloe ia teroes masoek di ini taman. Di sini ia dapet baoe jang haroem dari segala boenga; oedjoeng poehoen-poehoen ada ditioep angin jang aloes. Di itoe tempat ada doedoek anaknja Mohamed Ali jang parasnja eilok serta boto. Ini anak prempoean dikasi nama Mrika, seperti nama iboenja jang soeda meninggal.









TJAN THIAN HAY