Kisah Tuanta Salamaka/Bab 1

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
KISAH TUANTA SALAMAKA

Masa Remaja Tuanta[sunting]

Setelah berusia 14 tahun, Tuanta Salamaka, yang bernama Yusuf pun sudah tergolong balig. Demikian pula halnya putri Raja Gowa (sudah memasuki usia remaja). Ketika suasana mulai sepi karena para abdi sudah meninggalkan istana, sang Putri berdiri di tempat yang gelap menunggu Yusuf akan lewat.

Tak lama kemudian, Yusuf pun berlalu dan ternyata dialah yang paling akhir keluar. Dipeganglah tangannya oleh sang Putri sambil berkata, "Kanda, aku sengaja menunggumu di sini, kuminta kerelaan hatimu, aku cinta padamu,"

"Dinda, hal itu tak mungkin terjadi karena beberapa sebab," kata Yusuf. Pertama, Dinda adalah bangsawan, putri Raja sedangkan saya hanyalah abdi. Kedua, kita telah dipersaudarakan oleh Raja. Ketiga, saya adalah pembawa cerana Raja. Oleh karena itu, saya sirik (malu) kepada sesamaku dan kepada Allah jika hal ini terjadi."

Berkatalah sang Putri, "Itulah gunanya engkau dianggap cendekiawan yang sempurna."

Berkatalah Tuanta, "Walaupun demikian pendapatmu Dinda, tetap juga saya takut."

"Kalau Kanda tidak bersedia memperistrikanku, aku akan menagihmu pada hari kemudian dan akan menjadikan Kanda kuda tunggangan pada hari kiamat kelak," balas sang Putri.

Sejenak Tuanta terdiam lalu pergi menuju kamarnya. Di sanalah ia tidur menutup seluruh tubuhnya dengan selimut, sambil merenungkan ucapan Sang Puteri.