Halaman:Seri Pahlawan, Abdul Moeis; 1980.pdf/22: Perbedaan antara revisi
Tampilan
kTidak ada ringkasan suntingan |
|||
Badan halaman (untuk ditransklusikan): | Badan halaman (untuk ditransklusikan): | ||
Baris 5: | Baris 5: | ||
<p style="text-align: justify">dikirimkannya ke surat kabar ''De Express''. Surat kabar itu juga berbahasa Belanda. Pimpinannya ialah E.F.E. Douwes Dekker, dr. Tjipto Mangunkusumo (baca: dr. Cipto Mangunkusumo) dan Suwardi Suryaningrat. Douwes Dekker adalah seorang Belanda peranakan. Tetapi ia merasa dirinya orang Indonesia, bukan orang asing. Kemudian namanya diganti dan terkenal dengan nama Danudirja Setiabudhi. Suwardi Suryaningrat pun kemudian mengganti namanya menjadi Ki Hajar Dewantara.</p> |
<p style="text-align: justify">dikirimkannya ke surat kabar ''De Express''. Surat kabar itu juga berbahasa Belanda. Pimpinannya ialah E.F.E. Douwes Dekker, dr. Tjipto Mangunkusumo (baca: dr. Cipto Mangunkusumo) dan Suwardi Suryaningrat. Douwes Dekker adalah seorang Belanda peranakan. Tetapi ia merasa dirinya orang Indonesia, bukan orang asing. Kemudian namanya diganti dan terkenal dengan nama Danudirja Setiabudhi. Suwardi Suryaningrat pun kemudian mengganti namanya menjadi Ki Hajar Dewantara.</p> |
||
20 |
|||
Kaki (tanpa inklusi): | Kaki (tanpa inklusi): | ||
Baris 1: | Baris 1: | ||
<references/> |
<references/> |
||
{{rh|20||}} |
Revisi per 28 April 2020 06.30
Ada masalah saat menguji baca halaman ini
Sebuah gambar seharusnya muncul pada posisi ini dalam naskah. Untuk menggunakan keseluruhan pindaian halaman sebagai penampung, sunting halaman ini dan ganti "{{gambar hilang}}" dengan "{{raw image|Seri Pahlawan, Abdul Moeis; 1980.pdf/22}}". Sebaliknya, jika Anda mampu untuk menyediakan gambarnya, maka lakukanlah. Untuk panduan, lihat Wikisource:Pedoman gambar dan Bantuan:Menambah gambar. |
Abdul Moeis sedang memeriksa naskah.
dikirimkannya ke surat kabar De Express. Surat kabar itu juga berbahasa Belanda. Pimpinannya ialah E.F.E. Douwes Dekker, dr. Tjipto Mangunkusumo (baca: dr. Cipto Mangunkusumo) dan Suwardi Suryaningrat. Douwes Dekker adalah seorang Belanda peranakan. Tetapi ia merasa dirinya orang Indonesia, bukan orang asing. Kemudian namanya diganti dan terkenal dengan nama Danudirja Setiabudhi. Suwardi Suryaningrat pun kemudian mengganti namanya menjadi Ki Hajar Dewantara.
20