Halaman:Seri Pahlawan, Abdul Moeis; 1980.pdf/23

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Ketiga orang pemimpin De Express itu adalah orang nasionalis. Mereka tidak menyukai penjajahan Belanda. Karangan-karangan yang dimuat dalam surat kabar De Express banyak yang membela bangsa Indonesia. Karena itulah karangan Abdul Moeis mereka terima dengan senang hati. Sejak saat itu nama Abdul Moeis mulai dikenal oleh masyarakat.

Karena sering bertengkar dengan pimpinan Preanger Bonde, akhirya Abdul Moeis minta berhenti. Kebetulan pada waktu itu di Bandung ada surat kabar Kaum Muda. Pimpinan surat kabar itu sudah mengenal Abdul Moeis melalui karangan-karangan yang dimuat dalam De Express. Abdul Moeis dimintanya untuk menjadi pimpinan redaksi Kaum Muda. Permintaan itu dipenuhi Moeis dengan segala senang hati. Mulai akhir tahun 1914 ia bekerja sebagai pemimpin redaksi surat kabar Kaum Muda.

Dalam surat kabar itu ia dapat melepaskan keinginannya untuk mengarang. Karangan-karangannya penuh berisi kritikan terhadap penjajahan Belanda. Kepincangan-kepincangan yang terdapat dalam masyarakat akibat penjajahan, diuraikan dengan jelas. Dikupasnya bagaimana rakyat menderita di bawah penjajahan Belanda.

Surat kabar Kaum Muda mempunyai ruangan yang disebut ruangan "iseng-iseng". Ruangan itu sama dengan ruangan pojok yang terdapat dalam surat kabar-surat kabar zaman sekarang. Ruangan iseng-iseng itu diberi nama "Keok ". Kata itu berasal

21