Halaman:Seri Pahlawan, Abdul Moeis; 1980.pdf/21

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

TERJUN KE DUNIA JURNALISTIK

Abdul Moeis berhenti bekerja sebagai pegawai Pemerintah. Sesudah itu ia bekerja pada suratkabar Preanger Bode di Bandung. Surat kabar itu berbahasa Belanda. Pemimpinnya pun orang Belanda.

Ia tertarik kepada bidang kewartawanan. Abdul Moeis merasa bahwa ia berbakat untuk mengarang. Bukankah sejak kecil ia sudah biasa bersilat lidah?

Mula-mula ia diberi pekerjaan sebagai korektor. Tugasnya ialah mengoreksi naskah agar jangan sampai terjadi salah cetak. Karena tugas tersebut, ia banyak membaca karangan-karangan yang ditulis oleh orang Belanda. Banyak isinya yang menghina bangsa Indonesia. Abdul Moeis pun merasa terhina. Hatinya kesal.

Perasaan kebangsaan Abdul Moeis tersinggung. Perasaan kebangsaan itu sudah tumbuh waktu ia belajar di Stovia. Kepada atasannya diajukannya protes. Tetapi protes-protesnya tidak diindahkan. Oleh karena itu dibuatnya pula karangan-karangan yang berisi pembelaan terhadap bangsanya. Tetapi atasannya tidak mau memuat karangan-karangan tersebut dalam suratkabar.

Moeis tidak kehilangan akal. Penghinaan yang ditulis oleh orang Belanda itu harus dibalas, demikian pikirnya. Ia merasa wajib dan terpanggil untuk membela martabat bangsanya. Karangan-karangannya

19