Mohamed Ali Pacha/Bab 25

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
52326Mohamed Ali Pacha — Bab 25Gouw Peng Liang

XXV.

MOEFAKETAN DI STAMBOEL.

Sedeng begitoe di Stamboel orang tiada taoe betoel keada'an di medan prang. Inilah soeda djadi sebab minister-minister dan pacha-pacha di Konstantinopel kebanjakan tiada soeka pada Mohamed Ali dan masing-masing selaloe mengelonin pada kawan-kawannja sendiri. Sedeng soeratnja Mohamed Ali pacha jang perloe minta dikirim soldadoe bantoean sama sekali tiada ambil perdoeli, orang telah kirim soldadoe bantoean padaa Soleiman pacha di Balkan dan pada Ahmed Ejoeb pacha di Rustschoek, jang dapet kiriman djoega barang makanan tjoekoep serta segala barang kalengkepan lebi dari tjoekoep boeat ia poenja barisan.

Mohamed Ali pacha, sasoedanja menang prang di Jaila, tiada bisa madjoeken tentaranja lebi djaoe, sebab kekoerangan soldadoe dan makanan. Berkali-kali ia minta bantoean soldadoe dari Soleiman pacha, aken bisa menoeloeng pada Osman pacha di Plewna, tetapi Soleiman, maski mempoenjai tentara lebi dan tiada perloe tahan begitoe banjak soldadoe di tempat koerang penting jang ia djaga, sama sekali tiada maoe ambil perdoeli pada Mohamed Ali.

Di Stamboel Soleiman pacha dan Ahmed Ejoeb pacha soeda dapet nama agoes sekali dan sanget dipoedji ketjakepan serta kakosenannja, sebab katanja ini doea generaal soeda sring kalaken pada moesoe. Seantero tempat dari di itoe iboe kola karadja'an Toerki orang rame bitjaraken perkara prang satjaranja sendiri. Orang bilang, tiada lama lagi tentoe pasoekan prang Rus bisa dibinasaken sama sekali dan Sultan nanti dapet poelang seantero negrinja jang didoedoeken oleh moesoe-moesoenja.
 Di waktoe malem semoea pacha soeda bikin pesta di astananja di Stamboel dengen senang hati serta minoem champagne.
 Rahajat Toerki pertjaja betoel, angkatan prang Rus tiada lama poela nanti dibinasaken semoea dan panglima dengen pasoekan prang Toerki jang gaga perkasa nanti masoek di Rusland dari bebrapa tempat, aken bales sakit hati pada ini moesoe besar.
 Di kantoor mantri prang soeda ditrima kabar jang lebi betoel, tapi masi banjak djoega kabar jang dipoeter doedoeknja. Saben-saben di sana dibikin perhimpoenan besar, di mana dibitjaraken banjak hal, tapi perkara jang sanget penting aken menoeloeng negri Toerki jang teramtjem bahaja, inilah sama sekali tiada dioesik. Dalem ini perhimpoenan-perhimpoenan besar poen ada doedoek pembesar-pembesar dari berbagi kaoem, jang masing-masing maoe mengoentoengin dan menoeloeng pada kawannja sendiri, dengen tiada sekali perdoeli, apa dengen begitoe oeroesan negri jang penting boleh mendjadi telantar atawa tiada.  Sobat-sobatnja Osman pacha minta dikirim soldadoe ka Plewna, aken kedjer barisan Rus dari blakang, kawan-kawannja Ahmed Ejoeb pacha ingin bikin djato pada Mohamed Ali pacha dart ia poenja djabalan panglima prang, soepaja bisa diganti oleh Ahmed Ejoeb. Poen sobat-sobatnja Soleiman telah bantoe bikin djato pada Serdar Ekrim, sebab iaorang harep, Soleiman nanti boleh ganti mendjadi kapala dari angkatan prang.

 Generaal Soleiman pacha jang mempoenjai banjak harta dan sänget bentji pada orang Christen, tiada pelit aken kasi soeapan pada pembesar-pembesar di Stamboel. Ia dapet senderan besar dari Sheik el Islam dan dari sanak ia poenja istriistri, djoega dari kaoem toea jang memang bermoesoe kras pada kaoem Christen. Marika itoe soeda bikin noda namanja Mohamed Ali pacha jang dipitena roepa-roepa matjem dan ditoedoe tiada pertjaja pada agama Islam, soeka menoeloeng pada orang Christen dan di medan prang tiada djalanken kewadjibannja sebagimana moesti.

 Lantaran begitoe, ini perhimpoenan besar di ministerie van oorlog soeda kasi poetoesan, aken kirim soldadoe bantoean ka soengi Donau, boeat menoeloeng pada Osman pacha dan kirim oewang, soidadoe, alat prang dan makanan pada Soleiman pacha, jang katanja soeda menang prang (!) serta moendoerken barisan Rus (!!!).

 Bebrapa pacha telah bermoehoen pada Sultan soepaja Mohamed Ali pacha dilepas dari pangkat panglima prang, kerna katanja, ia ada banjak dosa serta banjak kesalahannja, siasiaken djiwanja banjak soldadoe dan tiada sekali ada kemampoean boeat moendoerken pasoekan prang Rus. Tetapi Sultan Abdoel Hamid kenal betoel pri lakoe serta adatnja Mohamed Ali pacha sebagi satoe panglima prang jang tjakep, maka segala pengadoean kosong tiada bisa berasil dan Sultan tetep tiada maoe kasi lepas pada ini Serdar Ekrim jang sabetoelnja ada banjak djasanja dan soeda berboeat apa jang ia bisa aken membela negri Toerki dan aken oesirmoesoe dari soengi Donau, tjoema sadja ia selaloe dapet lawanan dari pacha-pacha jang berkwasa. Mohamed Ali pacha sendiri ada saorang hati toeloes dan tiada soeka kasi soeapan di kiri kanan. Inilah membikin ia tiada disoeka, hingga banjak kawan-kawannja jing doeloe soeda balik blakang padanja dan sekarang ia tiada mempoenjai banjak sobat dan tiada mempoenjai senderan di antara pembesar-pembesar di Stamboel.

 Pada sawaktoe malem di boelan September kombali diboeka satoe masjawarat besar di kantoor mantri prang.
 Di sapoeternja satoe medja pandjang di korsikorsi jang bagoes, ada doedoek segala pacha dan bei dengen pakean rebo dan sendjata-sendjata jang berkilat. Laen-laen pembesar jang tiada ada goena satoe apa, ada doedoek dengen îsep tjeroetoe dan minoem thee, sambil mendenger bitjaranja president dari ini perhimpoenan Moestapha pacha, mantri prang di negri Toerki, jang lagi angkat bitjara.

 „Kita orang tiada boleh tinggal diam lebi lama ini perkara," kata itoe minister van oorlog, seraja menepok medja dengen ia poenja tangan jang penoe dengen tjintjin. „Kita orang poenja pasoekan prang di tepi soengi Donau soeda lama tiada bekerdja satoe apa. Ini tjoema dari lantaran alpanja Mohamed Ali pacha jang pegang prenta di antara anem poeloe riboe balatentara, sedeng djoemblanja moesoe jang ada di depannja tiada ada begitoe besar. Maski begitoe, tcch sabensaben ia minta dikirim soldadoe bantoean. Mohamed Ali soeda kaloear prang, tapi maski orang Rus moendoer, sebab tiada bisa lawan kita orang poenja laskar prang jang gaga, itoe Serdar Ekrim tiada maoe kedjer pada moesoe jang lari dan iada maoe teroes ambil benteng-bentengnja moesoe, jang tiada nanti soesa djato di tangan angkatan prang kita. Malahan sasoeda menang prang ohamed Ali pacha moendoerken kombali pasoekan prangnja, hingga officier-officier dan balatentara merdjadi sänget tiada senang hati.

 Lagipoen ia larang boenoe moesoe jang ditawan dan ia hoekoem soldadoe-soldadoe bashi bozouk jang brani ganggoe pada rahajat Bulgaar, kendati terang itoe orang-orang Bulgaar soeda sapeket sama moesoe kita orang, aken berboeat chianat pada karadja'an Toerki.  Saja bilang pada kau, toean-toean sekalian, ini kapala prang jang tiada tjakep sasoenggoenja tiada bisa dipake leb! lama lagi dalem pangkatnja.
 „Itoe orang Duits moesti dilepas dari djabatannja," kata satoe bei moeda jang pakeannja berkredep dengen mas, tetapi matjemnja amat bodo.
 „Betoel," djawab satoe pacha, "itoe orang bangsa kafir moesti dipetjat dari pangkatnja dan moesti dikasi laloe dari pasoekan prang Padisha jang haroes bela agama Islam dan kaperloeannja orang Moslim."
 „Dari soerat-soerat rapport jang Rifaat pacha kirim kita orang soeda dapet taoe doedoeknja hal di pasanggrahan basar," kata poela minister van oorlog. „Saja taoe djoega Mohamed Ali pacha ada sanget males dan lebi soeka doedoek senang dengen tiada bekerdja satoe apa, pada hal tanggoengannja Serdar Ekrim ada sanget besar. Maka saja kasi pikiran pada masjawarat besar, aken bermoehoen Baginda Sultan kasi lepas Mohamed Ali pacha dari pangkat panglima prang dan soepaja Ahmed Ejoeb pacha diangkat mendjadi pegantinja."
 „Saja minta permisie bitjara, Sri padoeka," kata Server pacha. „Betoel Ahmed Ejoeb ada satoe generaal jang baek dan saorang jang disajang, tapi ia boekan pantes mendjadi kapala prang. Kita orang perloe dapet satoe panglima prang jang gaga perkasa, aken oesir segala binatang Rus jang sekarang soeda idoep dan bisa bergerak kombali dari lantaran kealpa'annja Mohamed Ali pacha dan sakedar bisa dikalaken,djika sringkali ia rasaken tangan jang tegoe dari fihak kita orang. Saja kasi pikiran aken angkat laen orang mendjadi Serdar Ekrim, oepamanja Soieiman pacha, jang soeda kalaken penjamoe-npenjamoen di Montenegro dan sekarang soeda pegat djalannja angkatan prang Rus ditjelagoenoeng di Balkan."
 „Ja, ja! Soieiman pacha moesti toeloeng kasoesahannja negri kita," djawab laen-laen pacha jang doedoek di ini persidangan.
 „Tetapi Ahmed Ejoeb pacha soeda bikin madjoe segala atoeran baroe jang berfaeda," kata satoe bei moéda.
 „Itoe atoeran-atoeran baroe soeda bikin roesak keada'an negri kita orang dan soeda bikin Allah mendjadi mara," menjaoet satoe pacha toea dengen swara kras. "Atoeran-atoeran baroe tjoema dimadjoeken oleh segala orang jang tiada bergoena, seperti Mohamed Ali, saorang kafir, sobatnja kaoem raja."
 Sekarang sekalian kawannja Soieiman pacha djadi berbanta moeloet pada sobat-sobat Ahmed Ejoeb pacha.
 Marika itoe bitjara dengen swara kras dan tiada denger swaranja Moestapha pacha jang batja soerat rapport dari Rifaat pacha. Semingkin lama bertamba banjak djoembianja pacha dan bei jang poedji pada Soieiman pacha. Achirnja, atas nama sabagian besar anggota-anggota dari ini masjawarat besar, Server pacha minta dikasi poetoesan, siapa jang haroes dipili aken mendjadi pegantinja panglima prang.
 Dengen tiada senang hati mantri prang Moestapha pacha meliat, kebanjakan anggota ini persidangan soeda pili Soleiman pacha, sedeng anggota-anggota jang pili Ahmed Ejoeb tiada sebrapa. Lantaran begitoe Moestapha pacha kepaksa bikin satoe soerat permoehoenan, aken angkat Soleiman pacha mendjadi panglima prang dan membri taoe, besok malem ia nanti boeka sidang kombali aken kasi taoe poetoesan Sultan atas ini fatsal.
 Sobat-sobatnja Soleiman pacha soeda berdjalan poelang dengen senang hati dan harep bisa dapet kabar keangkatannja itoe generaal medjadi pegantinja Mohamed Ali pacha. Kawan-kawannja Ahmed berdjalan dengen tiada banjak bitjara, kerna merasa maloe serta mara, tiada bisa dapet maksoednja.
 Moestapha tinggal berdiri di kamar bitjara, hatinja kesel, moekanja poetjet. Sedeng ia preksa segala soerat rapport dari Rifaat pacha, tiba-tiba ia rasaken poendaknja dipegang dari biakang dan setelah ia bebaiik, ia dapet liat Sheik el Islam jang berdiri sambil tersenjoem. Doeloe ini moefti besar djoega jang soeda minta pertoeloengannja Mohamed Ali pacha boeat toeroenken Abdpel Azis dari tachta karadja'an.

 „Allah membri berkah pada kita orang!" kata itoe kapala agama „Saorang jang pertjaja serta soedjoet betoel agama Islam nanti kapalaken pasoekan prang kita. Akoe poedji pada kau, anakkoe, karna kau soeda bikin djato pada itoe orang Duits, sobatnja orang-orang Christen dan bangsa kafir."
 „Itoeiah blon tentoe," menjaoet minister van oorlog sambil gojang kapala. „Baginda Sultan blon taro tanda tangan di itoe soerat firman dan Sri Baginda selamanja ada sajang pada itoe orang Duits jang terkoe;oek. Brangkali ini sekali djoega permoehoenannja masjawarat besar tiada nanti diloeloesken."
 „Djangan kau kwatir boeat itoe perkara," kata poela Sheik el Islam dengen mesem dan dapet doega apa jang mantri prang soeda pikir „Kita orang moesti pili djalanan jang bener, anakkoe. Ahmed Ejoub tiada ada harepan aken mendjadi Serdar Ekrim. Denger perkata'ankoe, sablonnja matahari terbit Padisha moesti taro tanda tangan di soerat firman, aken lepas kabesarannja Mohamed Ali. Sekarang sabar sedikit, anakkoe, di dalem tempo tiada lama akoe nanti djatoken itoe orang kafir jang adatnja kras.