Halaman:Wawacan Gandasari.pdf/53

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

40

034. (18) Manusia tersesat sekali, berbicara ganjaran siksa, nyatanya tidak tahu, menceritakan zat dan sifat, namanya dengan Af'alnya, menceritakan Kanjeng Rasul, Muhammad Allah Pangeran.

035. (19) Nyatanya tidak ketemu, yang menyebabkan sasar sekali, sebab itu kakak harus tahu, jangan tenang-tenang, karena belum Islam, Islam juga bangsa hukum nyatanya belum Islam.

036. (20) Kiai Ganda terus menangis, air matanya tergenang, adik kakak bagaimana, kakak di-islamkannya, berkata terbatas-batas, sambil menaruh kedua belah tangan di dada, kalau begitu kakak sayang.

037. (21) Kakak mengaji sejak kecil, sembahyang sejak kanak-kanak, zakat fitrah sejak dulu, sayang benar badan kakak, adik itu kakak memberi nasihat, yang sebetulnya ihnu, semoga sayang ke badan kakak.

038. (22) Kiai Sari berbicara lagi, tidak bisa sembarangan, tidak bisa dipakai berbicara, sebab bukan mantra, dan bukan lapad kalimah, jangan sampai ada yang mendengar, sebab itu dilarang.

039. (23) Yang meninggal tidak membawa doa, yang menghilang tidak membawa lapad, yang mati tidak membawa doa, itu hanya membawa sahadat, dan bukan sahadat lapad, yang meninggal dunia tidak membawa ilmu, yang terbawa hanya iman.

040. (24) Kalau mengandung ilmu harus bersabar, dan lagi jangan munafik, merasa dendam penasaran, harus pasrah kepada Allah, harus bagus memakai ilmu, ganti oleh bersabar diri.