Halaman:Wawacan Gandasari.pdf/50

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

37

diam pada bayah lagi, keluarnya dari kedua belah telinga.

012. (12) Rabu kenyataannya, yaitu roh idopi, yaitu nama kita, dan kamis berlakunya angin, bukan angin kumbang kecil, bukan angin barat liuh, angin jatining napas, tidak berhenti siang malam, kalau berhenti jagatnya rusak.

013. (13) Kiai Sari sangat gembira sekali, setuju dengan saya, dan itu hari Jumat, kakak memberitahukan lagi, Kiai Ganda bercerita lagi, Jumat tidak jauh, air itu nyatanya, bukan air dari bukit, dan bukan air yang jatuh dari atap rumah atau sungai.

014. (14) Bukan air rimba belantara, bukan air yang asin, itu bukan air hujan, bukan mengisap yang asin, bukan bermacam-macam air, bukan pancuran cinyusu, air yang sebetulnya disebut air mani, wadi mani manikem jadi tubuh.

015. (15) Dengan Sabtu itu, itu berlakunya bumi, bukan tanah yang gempal, bukan tanah pasir yang liat, bukan tanah yang kerikil, bukan tanah merah dari gunung, bukan bermacam-macam tanah, kenyataannya dunia isim, hanya sekian adik penemuan kakak.

016. (16) Baiklah Kiai Sari bercerita, setuju dengan saya, penemuan saya yaitu, Kiai Ganda dengan Kiai Sari, dengan kakak dan adiknya, berduaan saling menunduk, Hidayat teman kita, dengan saudara bertemu lagi, hanya kita tidak kesamaran.

II. PUPUH ASMARANDANA ( 23 pada )

017. (01) Hanya ada persoalan sedikit, silakan mencarinya, ada orang tua belum dewasa, tidak tahu di urusan, sudah tua renta, jalannya juga sambil menunduk, silakan dipikirkan.