Halaman:Warisan Seorang Pangeran 03.pdf/9

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini belum diuji baca

Piauwsoe kepala Tin Wan Piauw Kiok, jaitu Kim-pa-tjoe Siang Beng si Matjan tutul Indah, bersahabat sangat erat dengan Tjian Tjeng Loen. Siang Beng memberikan bantuannja kepada piauwso kepala dari Ban Seng Piauw Kiok itu, Ketjuali kedua piauwsoe Kho Kie dan Tjie Tjiat, ia pilihkan lagi sepuluh pegawainja jang muda dan dapat diandalkan, Maka besoknja pagi waktu Tjeng Loen berangkat, rombongannja mendjadi terdiri dari sembilan belas orang.

Hay Djiak Toodjin mengusulkan memantjar bendera2 piauwkie dari piauwkioknja Tjeng Loen dan dari Tin Wan Piauw Kiok, masing-masing dipantjar atas sebatang tombak, dan masing2 seorang membawa satu, untuk berdjalan dimuka, Usul ini diterima baik, sebab maksud pengibaran bendera itu ialah rombongan ini hendak berlaku setjara terbuka.

Ditengah djalan, Ban Tjiong memberi saran lagi, untuk mana, ia bitjara dengan Kho Kie dan Tjie Tjiat, Kedua piauwsoe ini mupakat, maka lantas diambil putusan memetjah satu rombongan ketjil, jaitu Yo Kong Tie dan Ang Soe Sioce mengikuti Tjie Tjiat untuk berdjalan terlebih dulu. Maksudnja ketjuali untuk membuka djalan, djuga agar umpama rombongan besar dipegat mereka bertiga dapat kembali untuk menggentjet musuh.

Begitulah, dengan mengaburkan kuda mereka, ketiga orang itu mendahului pergi.

Rombongan besar, sebagaimana biasa, berdjalan dengan tenang.

Kira2 setelah perdjalanan satu djam, rombongan mulai memasuki mulut selat. Dikiri-kanan terdapat tumpukan kaki gunung, makin kedalam makin tinggi. Djalanan djuga mulai sempit dan berliku2. Baru biluk kekiri, lalu mesti mengkol kekanan, demikian seterusnja, Tanahnja djuga banjak batu koralnja, besar ketjil, dengan diantaranja ada jang terseling pohon rumput atau ojot dan duri, jang bisa membikin kaki keserimpat. Bukan ne orang, kuda pun sukar berdjalan disitu,

»Kho Piauwtauw, apakah kita sudah sampai ?” Kok Ban Tjiong

evant sesudah mereka djalan pula sekian lama, setelah ia mema- —

~ gang mata kesekitarnja, Menurut penglihatannja, tempat itu tepat — untuk orang turun tangan.

Belum sempat Kho Kie mendjawab atau djawaban luar biasa datang dari arah depan dan belakang, dari antara pepohonan lebat © ditepi djalanan, berupa melesatnja dua batang panah, jang lewat diatas kepala mereka, lewat berseling. Itu adalah panah hiang-tjian,

130