Halaman:Warisan Seorang Pangeran 03.pdf/8

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

reka berenam castan djago2 Rimba Hidjau di Kangpak. Hanja tiga saudara Mauw San Tjit Yoe ini tidak mengerti, karena jang beker. dja adalah Yan Tjoe Hoei, mengapa mereka berenam itu jang mengadjukan diri dimuka.

Tjeng Loen gusar hingga ia ber-kaok2.

,,Aku tidak sangka Hou-yan Pa dan Hou-yan Pioe berdua saudara mau menghina aku !” katanja sengit. ,,Dan Tjo-san-tiauw Pok In Hoei berempat saudara itu tidak punja sangkutan dengan aku, kita bagaikan air kali dan air sumur jang tidak benterok, kenapa sekarang mereka mentjampuri urusanku ini ? Baiklah, dasar nasibku, biar aku ketemui mereka itu! Siang Djie-tie, tjoba kau tolong tjari tahu, Kwie Kian Tjioe itu sarangnja orang kenamaan siapa !”

,,Aku tahu tempat itu ialah sebuah selat” sahut Siang Tjeng.,,Letaknja enampuluh lie diluar kota Yam-shia ini. Untuk pergi ke Sia Yang Ouw, selat itu harus dilalui. Sedjauh jang aku ketahui, disana tidak ada orang Rimba Hidjau, tapi tempatnja memang benar berbahaja, djalannja sebentar lebar sebentar sempit, tanahnja tidak rata, banjak solokan dan kobakan jang mirip pengempangan jang katjau. Mungkin karena keadaannja itu, penduduk setempat telah memberi nama itu jang berarti tjelaka kalau menemui hantu......"

»Disana djuga banjak pohon tjemara jang merupakan rimba lebat", Kho Kie salah satu piauwsoe menambahkan, ,,umpama disana bersembunji beberapa ratus orang, dari luar rimba orang tak dapat meélihatnja, Kalau Tjong piauwtauw lewat disana, baiklah berlaku hati?, rupanja Siang Koay dan Soe Kiat hendak memegat disitu !”

Tjeng Loen tidak bilang suatu apa atas nasihat itu, Ia sedang dalam keadaan terlalu gusar untuk mendjadi djeri; wadjahnja pun masih merah dan matanja terbuka lebar.

Sim Teng Yang bersama Say-Phoa-An Ang Soe Sioe, djuga Boan-thian-tjhee Yo Kong Tie, adalah orang2 muda, Merekapun tidak senang, dan sependapat dengan piauwsoe kepala itu. Tjuma Hay Djiak Toodjin dan Thian Hioe, jang dapat menjabarkan piauwsoe itu. Meski demikian, mereka djuga merasa tantangan itu keterlaluan, terlalu terkebur, maka mereka setudju untuk lebih dulu menemui Siang Koay dan Soe Kiat.

Sebenarnja Ban Tjiong masih ragu2, akan tetapi ia kalah suara. Ia tjuma berhasil menahan mereka untuk menginap dulu satu malam.