Halaman:Warisan Seorang Pangeran 01.pdf/56

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

Siang Tjeng terperandjat. Segera ia berpikir.

„Tjian Toako, djangan kau berangkat dulu!” katanja kemudian.„Aku nanti pikirkan daja untukmu !”

Tjeng Loen awasi orang, jang ia tahu adalah seorang saudagar jang lemah dan selama berdiam di piauwkiok tjuma mengurusi buku perusahaan. Apa jang orang sematjam ini dapat lakukan untuknja?

Akan tetapi Siang Tjeng dapat memperkenalkan seorang istimewa. Memang dalam halnja atau mengenai ilmu silat, ia tidak tahu suatu apa, akan tetapi ia banjak dengar, ia tahu perihal orang jang kosen. Demikian kali ini, ia ingat suatu nama.

Tidak djauh dari Yam-shia ada sebuah tempat jang dipanggil Pek-tjoei-po. Disanalah tinggal siorang jang Siang Tjeng hendak perkenalkan— itu seorang she Kouw nama In Hoei dan djulukannja Ban lie Twie Hong atau si Pengedjar angin Selaksa lie. Tapi untuk penduduk disekitarnja, ia dikenal sebagai Kouw Thay-soe, si achli ilmu alam dan djuru-hikajat, sebab dia pandai bersjair dan bernjanji, pandai karang-mengarang, hingga kepandaian silatnja djadi seperti dilupakan, sedang ia sendiri hampir tak sudi bitjara urusan ilmu silat. Adalah kehidupannja belasan tahun jang telah lalu jang membuatnja kesohor sebagai Ban-lie Twie Hong.

Kim-pa-tjoe Siang Beng liehay pendengarannja. Ia dapat tahu siapa In Hoei sebenarnja, maka ia ingin beladjar kenal, tetapi ia tidak mau berlaku sembrono, ia memakai siasat.

Dikota Yamshia itu ada satu sioetjay miskin she Tjoe, jang hidup sebagai tukang tulis surat dan melukis gambar. Ia suruh adiknja pergi kepada sisioetjay, untuk berdamai, setelah mana ia minta sioetjay itu pergi kepada Kouw In Hoei, untuk berkenalan, buat minta pengadjaran ilmu menulis dan menggambar. Untuk ini, Tjoe Sioetjay tidak membajar dengan uang atau mengantar barang, hanja setiap hari raja barulah ia menghaturkan barang jang terkenal keluaran lain kota atau bunga jang istimewa, katanja sebagai

penghargaan sadja. Kemudian barulah— kadang² sadja— Siang Beng ikut Tjoe Sioetjay membuat kundjungan, hingga ia pun bisa beladjar kenal dan bersahabat dengan In Hoei itu. Ia djuga tidak berani bitjara perihal piauwkiok atau ilmu silat. Sesudah lewat lagi empat-lima tahun, baru In Hoei insaf sendirinja, sebagai piauwsoe, Siang Beng hendak bersahabat dengannja, sedang dilain pihak Siang Beng sendiri mendapat tahu In Hoei benar² kosen. Tentang

53