ngah berlabuh.
„Kekapal itulah tudjuan kami, sebuah kapalmotor jang tjukup baik, bertjat abu² tanpa nama dan sepintas lalu sadja aku bisa mengira bahwa ketjepatannja akan tjukup tinggi. Dengan menggunakan tangga tali kami naik kegeladak. Doughlin langsung membuka kamarmesin dan kemudian mengadjakku masuk kedalamnja. Motornja adalah motor diesel Amerika dari 60 PK model paling achir, type jang sudah kukenal dengan baik.
„Doughlin memerintahkan supaja aku segera menghidupkan mesin. Sambil memperhatikan gerak-geriknja dia selalu bertanja-tanja tentang keadaan motor jang kudjawab dengan sesungguhnja. Dan setelah motor berdjalan dia pergi meninggalkan aku sendirian dan naik kegeladak. Aku dengar bahwa dia tidak lupa menguntji bilikmesin itu sehingga aku benar² terkurung.
„Sebentar kemudian terdengarlah perintah²nja melalui tjorong: Mulai bergerak, full-speed dan sebagainja. Dengan segera kuketahui bahwa tudjuan kami adalah Venezuela.
„Dan pelajaran ini berlangsung kira² tiga djam lamanja. Beberapa saat kemudian terdengarlah perintah Doughlin melalui tjorong: „Awas, perlahan lahan, mundur dan „berhenti"! Lewat lubang udara aku melihat bahwa motorboot kami sudah berdampingan dengan sebuah kapal jang djauh lebih besar jang menurut dugaanku digunakan oleh gerombolan penjelundup.
„Aku melihat Doughlin naik kegeladak kapal besar itu dan bitjara² dengan awak kapalnja. Sebentar kemudian terlihatlah beberapa peti dipindahkan dari kapal itu kekapal kami. Doughlin sendiri tjepat² kembali dan melalui tjorong seperti tadi memerintahkanku supaja segera berlajar.
„Itulah Robby pengalamanku bersama dia", sahut Lynch sambil memandang pada rekannja, kemudian melalui tjelah² daun pintu melihat keluar.
„Doughlin masih sadja diserambi", katanja dan kembali membalik pada Deane.
„Tapi aku belum mentjeriterakan bagaimana barang² itu kami angkut kedarat. Melalui pantai jang penuh dengan alang², masing² kami membawa sebuah peti dan meletakkan
76