Halaman:Tjinta dan Hawa Nafsoe.pdf/110

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

110

Badannja tinggi dan potongannja tegap. Diwaktoe moedanja tá boléh tidak ia seorang-orang jang bagoes. Bentoek moeka dan kepalanja poen berpadanan dengan bahoe dan badannja jang kokoh itoe. Akan tetapi sekarang soedahlah roesak binasa segala kebagoesan jang ada pada badannja.

Matanja soedah djaoeh masoek kedalam dan tjahajanja soedah hilang, karena bidji mata poetih itoe telah koening nampaknja. Pipinja koeroes dan tjekoeng sehingga toelang hidoengnja tadjam nampaknja. Tangan dan kakinja ketjil dan terlaloe pandjang roepanja, bila dibandingkan dengan badan jang koeroes itoe.

Badan orang itoe soedah boeroek dimata kita, demikian djoega pakaian jang memaloet badan jang sengsara itoe. Meskipoen kainnja belem sompang samping, akan tetapi boekan kotor dan mesoemnja, sehingga amat soesah menentoekannja atau badjoenja itoe kain poetih dan betapa warna tjelananja itoe. Tjorak kain kepalanja itoe poen soedah hilang dipenoehi daki. Péndéknja segala jang nampak pada orang itoe semoeanja mengeloehkan kemalaratan orang toea itoe.

Didjalan besar, sebagai Mataramweg, adalah pemandangan seroepa itoe kentara dimata kita. Oleh karena orang jang laloe lintas diwaktoe siang kebanjakan berpakaian rapi dan bagoes. Maka pemandangan jang seroepa itoe amatlah mengge-