Halaman:Tjinta dan Hawa Nafsoe.pdf/111

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

111

rakkan hati. Hiba dan sedih, sajoe dan rajoe persaankoe melihat peroentoengan manoesia jang seroepa itoe. Saja berdiri termenoeng melihat orang toea itoe berdjalan perlahan-lahan, makin lama makin djaoeh.

Trém lintas dengan hiroeknja dan saja terkedjoet dari kenang-kenangankoe. Hatikoe bimbang, Poelangkah saja dengan trém ini, atau koekedjar orang toea itoe akan berkata-kata dengan dia sekadar bertanja halnja barang sedikit.

Meskipoen badan dan pakaian orang-orang miskin, sebagai peminta-minta ditepi djalan, kotor dan djidji mamta, akan tetapi seringlah kita tertarik pada meréka itoe dengan sesoeatoe kekoeatan jang menarik kita itoe dan kita pegi djoega dengan tiada mengindahkan orang jang sengsara itoe, adalah kita merasa diri kita sial dan hati kita berat sebagai orang jang beroetang.

„Pak hendak poelang kemana?" kata saja menegoer orang toea itoe, sesoedah saja berdekatan dengan dia.

la memandang moeka saja dengan sedikit terkedjoet.


„Poelang keroemah", sahoet orang toea itoe, sambil ia batoek doea tiga kali. Ia menjahoet itoe dengan bertambah sedih lagi dipandang mata.


„Roemah pak masih djaoeh dari sini?


„Djaoeh lagi toean".