Halaman:Tjerita-tjerita dari negeri Atjeh.pdf/67

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

— 63 —

Di djalan besar itoe kita masi di boeroe oleh moesoh. Ada orang moesoh itoe jang tinggal di belakang, kerdja roesak badan-badannja orang-orang mati, tetapi bajiknja banjak orang Atjee ini mati, tempo kita pasang dija.

Lagi satoe kali toewan kaptin Bode soeroh tijoep selompret akan kasih tahoe jang kita masi minta toeloeng. Di pinggir kampong-kampong, di sebelah djalan besar itoe, ada berbrapa moesoh; dan lagi ada jang boeroe kita orang.

Kita orang ini soedah dapat kabar jang ada satoe orang didong, jang dahoeloe soedah minggat, toeloeng orang Atjee itoe.

Tempo kita orang moendoer, ada banjak soesah lagi. Semoewa djembatan-djembatan ka Toenkoep soedah di bakar oleh moesoh; tinggal balok-balok angoes sadja, dan liwat balok-balok ini orang-orang jang soedah kena loeka misti di bawa ka- sebrang, tempo moesoh pasang sadja.

Lama-lama kita orang sampej di soewatoe sawah besar, di sebelahnja Toenkoep. Di sini moesoh berhenti boeroe, sebab dija takoet nanti di kepoeng oleh soldadoe-soldadoenja benteng Toenkoep.

Sajang sekali kita tida dapat pertoeloengan dari benteng ini. Barangkali selompretnja patroeli itoe tida di dengar.