Halaman:Tjerita-tjerita dari negeri Atjeh.pdf/14

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

— 10 —

loempat ka moeka memegang klewang di tangannja. Lagi sekali orang tjoba masoeq di benteng. Lebeh dari 300 orang Atjee lari madjoe ka-benteng memegang klewang dan senapan dan toembak. Dari apa terang orang boleh lihat roepanja orang Atjee itoe. Wah, roepanja seperti orang tida takoet mati, seperti orang mengamoq. Tentoe tida satoe orang soldadoe di kassih ampon orang Atjee.

Soldadoe soldadoe itoe tinggal pasang sadja sampej koeliling ada asap sadja. Benteng itoe seperti goenoeng api. Di sini kedengeran senapan, di sana, merijam, di sana lagi boenji selompret, wah, riboet betoel. Moesoh itoe saban kali di poekoel.

Ada orang Atjee jang terlaloe brani madjoe, kena kesangkoet di kawat, kena randjoe. Dari loewar orang Atjee lempar api ka dalam benteng, tetapi di sini di gajet dari genteng genteng sama gala gala, lantas di boenoh, tetapi ampir goedang obat tebakar.

Moesoh itoe roepanja sekarang soedah tjapej; kiri kanan dija soedah moelai moendoer. Di sebelah lor sekarang datang madjoe banjak sekali orang Atjee, barangkali boewat boeka pintoe benteng. Toewan kommandan soeroh pasang itoe orang; banjak sekali jang loeka dan mati, tetapi moesoh itoe tida mawoe moendoer. Mawoenja orang Atjee