Lompat ke isi

Halaman:Tjempaka Merah.pdf/91

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

„Njonja dulu kawin dengan tuan Han karena tuan Han seorang kaja bukan ?" tanja Haris setengah membelalak : „Akui terus terang sadja, njonja, karena memudahkan diri njonja sendiri!"

Njonja Han menundukkan kepalanja, kemudian dipandangnja Haris dengan kemalu-maluan:

„Ja!" djawabnja lambat-lambat.

Haris tampak tersenjum.

„Saja mengerti mengapa njonja memburu suami njonja ini. Bukankah limapuluh ribu rupiah bisa djatuh ketangan njonja?!"

„Apa maksud tuan?"

„Uang tanggungan djiwa tuan Han, njonja!"

Njonja Han diam sadja, Haris menjambung kata-nja:

„Saja maklum kalau njonja menginginkan uang sebanjak itu setelah Han mati! Uang sekian banjak sekali! Dan njonja tidak mau dibudjuk oleh dia, sebab itu, pertama bisa membalas dendam, kedua, bisa memiliki uang sekian banjak, belum terhitung pemberian dia serta uang jang ditinggalkan !"

Njonja Han masih berdiamkan diri.

„Polisi tidak tahu perihal uang assuransi djiwa itu, njonja ! Agaknja jang tahu hanja tuan Han dan njonja sadja. Sebab itu uang itu tak disita."

Haris berhenti sedjenak.

„Tahukah njonja," sambungnja sambil memandangi muka njonja Han:

„Bahwa segala milik tuan Han harus disita oleh negara, oleh polisi, karena kedjahatan jang dilakukannja! Djadi, uang tanggungan djiwa limapuluh ribu rupiah itupun harus disita. Njonja tidak maklum akan hal itu!"

Sekali lagi njonja Han menangis dengan mukanja jang ditutupi. Dilepaskan tangisnja se-olah² kami tidak ikut hadir.

Lama tangisnja itu dibiarkan oleh Haris dan Kommissaris Dahlan. Kedua orang ini berbisik-bisik dan tampaknja seperti berunding. Entah apa jg dirundingkan Haris dan kommissaris Dahlan itu. Tetapi tampak penting sekali.

91