Lompat ke isi

Halaman:Tjempaka Merah.pdf/71

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

„Sekarang kita tidak begitu kuatir tentang perampokan! Polisi telah mendjaga, tetapi, djagalah njawa tuan-tuan kalau diluar kantor ini, barangkali perampok-perampok itu memeras kita!”

Dia berhenti berbitjara. Kassier² lainnja berpandangan. Waktu itulah saja dan Manuel keluar bersama-sama dengan pistol ditangan. Pistol jang kosong dan jang berisi. Djadi dua pistol ditangan sekaligus.

Empat pistol inilah jang mengantjam tudjuh orang didalam kantor.

„Bagus! Bitjara bagus, tuan!” kata saja sambil menghadap pada kepala kassier itu: „Tuan bitjara bagus! Kami sudah meringkuk selama empat djam lebih terus-terusan dalam kamar itu!" sambil saja tuding kamar pakaian: „Dan saja dengar tuan-tuan mengadakan pengepungan dengan pendjagaan polisi! Bagus! Tetapi saja disini! Ajoh, serahkan uang jang hendak tuan setorkan dan masukkan kluis itu! Kalau tidak, kami menembak mati tuan²!”

Mereka berpandangan dengan takutnja. Dipandanginja direkturnja jang melongo sadja melihatkan kami.

Dengan langkah sombong, saja datangi direktur bank itu.

„Tuan kenal, saja?”

Direktur itu mengangguk.

„Ja, tuan kenal dari potret polisi, bukan?” kata saja pula. Dia mengangguk lagi. Geli dalam hati saja karena permainan sandiwara itu. Tetapi direktur bank mengira bahwa sesungguhnja saja dan Manuel itu bandit² bank. Apalagi muka² jang putjat dari kassier-kassier dan kepala kassiernja itu.

„Serahkan semua!” bentak saja sambil menodongkan pistol jang berpeluru obat sadja itu pada direktur bank: „Kalau tidak, pistol ini ingin bitjara!”

Manuel mengumpulkan uang jang dimasukkan dalam tas. Tetapi karena banjaknja uang, djadi tidak semuanja dapat kami bawa.

„Bagus!” udjar saja: „Uang itu tidak kami bawa semua! Kami tidak begitu serakah!” kemudian sambung saja pada

71