Halaman:Tiongkok Baru.pdf/7

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

bantuan yang telah diberikan oleh pihak Kementerian Luar Negeri kita, bantuan mana dapat dipandang sebagai penje- lenggaraan putusan Kabinet, sebab keberangkatan delegasi itu adalah termasuk putusan Kabinet Republik Indonesia. Andai- kata putusan Kabinet itu tidak ada, maka segala instansi Pemerintah jang bersangkutan dengan kepergian keluar negeri (Tiongkok) itu, tidak bersedia memberikan surat2 jang diper- lukan. Putusan Kabinet itulah jang membuka djalan bagi keberangkatan kami, sehingga pada tg. jang tersebut diatas, pk. 2 siang berangkatlah ketiga utusan dari Indonesia itu dengan menumpang pesawat Qantas menudju Singapore, dan besok paginja dari Singapura menudju Hongkong dengan me- numpang pesawat BOAC. sedang pada sore hari itu djuga dengan menumpang kapal Tionghoa menudju Kanton, setelah berkundjung sebentar kekantor perwakilan kita di Hongkong. Pagi pk. 10 sampailah kami di Kanton dan besok paginja pk. 8, dengan pesawat terbang menudju Peking, sehingga dengan begitu, diluar dugaan, pada tg. 26 September 1951, pk. 5 sore, sampailah kami dikota Peking, ibukota Republik Rakjat Tiongkok. Ongkos perdjalanan seluruhnja adalah ditanggung oleh pengundang, jang djadi tuan rumah delegasi, mulai tg. 23 September sampai 5 Nopember 1951, hari sampainja kami kembali di Djakarta.

Dalam perkenalan pertama dengan delegasi India di Kanton, sudah kelihatan ada perlainan dan perbedaan antara Indonesia dengan India, perbedaan mana agak menguntungkan pada mereka dan agak merugikan pada kita, sebagai pihak tetamu, walaupun dari pihak tuan rumah tidak sedikitpun ada ternjata, apa lagi diperlihatkan, bahwa para tamunja jang banjak itu datang dari negeri2 jang satu sama lain agak berlainan keadaannja dan politik jang didjalankan oleh Peme- rintahnja masing2. Jang dimaksudkan ialah dalam soal per- djandjian damai dengan Djepang jang pada waktu kami masuk didaerah Tiongkok, sudah di paraaf di San Francisco.

,,Kami sangat tertjegang di India, bahwa Indonesia ikut menanda-tangani perdjandjian San Francisco”, begitulah utjapan sdr2 dari India itu kepada kami. ,,Di India soal itu mendjadi perhatian istimewa dan agak membuat orang ter- kedjut”, kata mereka lagi.

Daiam pertemuan2 seterusnja dibeberapa tempat, sering India dan Birma mengemukakan dan menegaskan : ,,Kami tidaklah menjertai San Francisco, kami tidak setudju dengan San Francisco”. Bagi delegasi dari Indonesia hal ini banjak sedikitnja seolah-olah mendjadi gangguan perasaan. Lebih2 kalau diingat seperti sdr, Tabrani adalah dari partai Pe merintah. Bagi sdr. Armijn Pane sebagai seorang dari ka- langan kebudajaan dan kesenian umumnja soal itu tidak berapa terasa sedang bagi saja sendiri, walaupun tidak men- djadi anggota partai, ketika ini, kiri tidak, kananpun tidak, keadaan itu tidak dapat dihilangkan dari pikiran dan perasaan. Gandjil rasanja, kita berada didalam lingkungan dimana hampir semua orang mentjela, kita terpaksa menahan mulus,