Halaman:Tiongkok Baru.pdf/56

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini belum diuji baca

sarkan pada mata uang akan tetapi kepada kesatuan jang di- namakan fun. Satu fun itu adalah satu kesatuan keperluan hidup, didalamnja sudah termasuk beras, garam, sajur-daging, minjak-makan, sabun, pakaian d.l.1. Djuga sewa rumah bila pe- rusahan atau Pemerintah tidak menjediadakan tempat tinggal. Umpamanja harga beras satu kilo, Rp. 3,- maka untuk keper- luan satu orang buat satu hari, diambil setengah kilo, maka kedalam satu fun itu dimasukkan harga setengah kilo, jaitu Rp. 1,50. Begitu djuga keperluan lain²nja masuk kedalam satu fun tadi, sehingga satu fun itu, bila dinilai dengan uang akan berharga Rp. 5,50 umpamanja. Maka ditetapkanlah gadji sese- orang, katalah 50 fun, dan ini ada minimum di Tiongkok, untuk pekerdja jang masih ladjang. Djadi nilai gadjinja dengan uang sama dengan 50 X Rp. 5,50 = Rp. 275.—.

Si pegawai atau pekerdja boleh menerima gadjinja dengan uang, boleh dengan barang, boleh pula separo2. Bila ia hendak menerima barang, dipaberik atau perusahaan d.1.1. sudah ter- sedia. Ini masuk pekerdjaan tata usaha. Bila siburuh hendak menerima dengan uang itu ia akan mendapat barang jang sa- ma dengan djumlah kalau diterimanja dari perusahaan sadja. Pikir punja pikir, rugi kalau menerima uang sebab kepasar buang tempo, ongkos betja d.l.1. karena itu biasanja mereka te- rima barang sadja kebanjakan.

Untuk berbelandja ada dua matjam toko, partikelir dan toko Pemerintah jang diurus oleh Department Store. Harga pada keduanja sama sebab salah satu gunanja toko Pemerin- tah itu ialah agar toko2 partikelir djangan main2 spekulasi, atau menaruh harga jang bukan². Semua toko ada harga dan sipembeli menerima tanda pembelian, barang apa dan harga- nja berapa jang lantas ditjap oleh toko jang mendjual. De- ngan sistem itu segala pihak turut membantu pengawasan har- ga, tidak perlu bikin pegawai ini, pegawai itu, polisi ini dan itu. Masjarakat dan rakjat ada kontrole mengontrole dalam arti jang baik. Tjatut hilang, spekulasi lenjap, semua orang merasa aman dan dilindungi, ada rechtszekerheid, ada keper- tjajaan pada Pemerintah, pada masjarakat dan pada diri sen- diri. Kepribadian masing2 anggauta masjarakat dengan begitu diadjar dan terlatih menudju keutamaan. Tjemburu, chizid, dengki, pukul memukul dan djatuh mendjatuhkan tidak ada, siapa mau hidup bekerdjalah dan kesempatan bekerdja terbu- ka seluas2nja, bagi setiap orang. Inilah namanja merdeka da- lam kenjataan dan kehidupan sehari2, bukan merdeka dibibir dan mulut sadja, atau merdeka dalam teori, merdeka dengan adanja pemerintah nasional sadja jang belum karuan pendi- rian, sikap dan haluannja, merdeka-merdekaan dan main ne- gara²an, sedang pada hakekatnja semuanja diatur dan diten- tukan oleh pengaruh dan tenaga modal asing, seperti halnja dengan Kuomintang-regime, jang djuga sudah dikenal dan di- rasai oleh rakjat lebih dulu. Sesudah ada perbandingan, maka djelaslah siapa jang betul2 merdeka dan siapa jang betul² hen- dak membimbing rakjat kearah kebebasan mengatur hidup