Halaman:Tiongkok Baru.pdf/45

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini belum diuji baca

haruslah diusahakan oleh tiap2 pemerintah jang merasa ber- kan, sebab sebelum lain² soal mendjadi pikiran, lebih dulu tanggung djawab didalam negara, agar rakjat mendapat ma- kanan dan pakaian. Soal tempat tinggal masih bisa kongsi², soal makanan dan pakaian tak bisa kongsi², karena perut se- walaupun ini termasuk kebutuhan hidup jang primair. Tapi seorang tak dapat kenjang dengan kenjangnja perut orang lain, walaupun sebangsa atau sekeluarga sekalipun. Begitu djuga penutup tubuh. Lebih2 bagi Tiongkok soal ini adalah soal besar, rakjat ratusan djuta dan keamanannja akan ter- ganggu bila perut ratusan djuta orang itu tidak berisi. Ini adalah kebenaran jang tak dapat disangkal oleh hocus pocus, sunglap, pokrol bambu-isme, alasan² wetenschappelijk, juridis, internasional dll. Karena itu tugas pertama dari Pemerintah Rakjat ialah memberi makanan dan pakaian pada rakjat.

Dizaman Chiang Kai Shek-regime djustru dua soal itulah jang mendjadi kesukaran terutama, maka ekonomi Tiongkok ambruk sama sekali, mendjadi negara kolonial dan tempat pemerasan jang tak ada bandingannja. Gandum dan kapas mendjadi barang import jang utama. Amerika memberikan terus. Tiongkok dipalut hutang terus. Chiang Kai Shek makin dalam tergenggam oleh kuku imperialisme, konsessi dll. di- obralkan, penutup ketekoran dan korrupsi jang meradjalela. Makin banjak hutang, makin banjak import, semakin mendjadi dan berkembang pula korrupsi. Hampir semua pembesar dan pegawai mendjadi kaki-tangan imperialis, kalau tak korrupsi, bukan pegawai namanja. Tiongkok dengan demikian runtuh seruntuh-runtuhnja.

Industri Tiongkok bisa berputar dulu, kalau kapas datang dari Amerika. Buruh dan rakjat bisa makan, kalau makanan datang dari Amerika. Pemerasan di Tiongkok mendjadi sem- purna. Barang keperluan hidup untuk sebagian besar rakjat harus datang dari Amerika.

Kini, dibawah pimpinan Pemerintah Rakjat, tani dibebas- kan dan tanah dibebaskan mendjadi miliknja rakjat. Rakjat berusaha, membanting tulang, perdjuangan hidup dan kehi- dupan. Semua ingin makan, semua ingin berpakaian, memalut badan dan melindunginja terhadap panas dan dingin. Kesem- patan dibuka seluas2nja. Hasil tani membandjir.

Sebelum perang, hasil gandum dll. jang pernah ditjapai setinggi2nja di Tiongkok ialah 281.000 djuta kati setahun atau 2.810 djuta pikol. Tahun '49, '50 dan '51 dari mulai penghasilan 212.500 djuta kati naik terus mendjadi 237.500 djuta kati dan kira2 267.000 djuta kati tahun 1951, terdiri dari padi, djagung dan berbagai matjam gandum. Belum lagi pala widjo, katjang berbagai matjam, ubi, sajuran, buah²an dsb. Tidak heran kalau Tiongkok sekarang sudah bisa export makanan ke India. Kalau di Indonesia kita berhitung dengan ratusan atau ribuan quintaal maka di Tiongkok orang berhitung dengan ratusan atau ribuan djuta pikol. Dengan begitu bukan sadja makanan mendjadi ada, tapi ragamnja dan rasanjapun berbagai matjam pula. Perusahaan makanan dikaleng (buah, ikan, daging dll.) berkembang dan bertambah madju, lebih2 karena tidak disaingi