Halaman:Tiongkok Baru.pdf/40

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini belum diuji baca

gagalnja itu berarti liang kubur bagi kami (Pemerintah Rakjat) sedang kalau berhasil berarti satu kemenangan politik peme- rintah, mendapat kepertjajaan sepenuhnja, dari seluruh rakjat, dan Tiongkok Baru akan sehat, kuat dan perkasa, tahan udji buat selama²nja.

Dari sinilah kita dapat melihat bahwa tekad, kejakinan dan keberanian pemimpin² RRT untuk meneruskan perobahan ta- nah itu, berarti dan telah mendjadi satu tanggung djawab jang mahaberat jang terpikul dan dipikulkan diatas bahu mereka, tanggung djawab terhadap nasib Bangsa dan Tanah Air dikemudian hari. Dan mereka jakin, bahwa tugas itu akan dapat diselesaikan, karena mendapat sokongan penuh dari rakjat. Mereka sudah insjaf rupanja, bahwa satu2nja politik jang benar ialah politik jang disokong dan dituruti oleh rakjat, menguntungkan bagi rakjat dan bahwa Pemerintah disatu negara hanja akan kuat bila mendapat kepertjajaan dari Rakjat. Siapa jang mempunjai rakjat itulah jang akan dapat tahan udji sepandjang masa. Begitulah sembojan mereka.

Oleh sebab itu perobahan tanah mesti djalan terus, dan menurut keterangan, nanti dimusim semi dan panen tahun 1952, perobahan tanah itu akan selesailah diseluruh Tiongkok.

Sebelum RRT berdiri, perobahan tanah itu sudah mulai berdjalan didaerah2 jang pertama kali dibebaskan oleh Tentara Kemerdekaan Rakjat. Nasib tani Tiongkok sebelum perobahan tanah sungguh menjedihkan. Di Indonesia sistem tuan tanah begitu tidak dikenal, ketjuali ditanah jang digadaikan oleh pe- merintah Belanda almal'un kepada kaum partikelir (bangsa asing).

Di Tiongkok sistem tuan tanah itu sudah berabad2, seolah2 sudah harus dan mesti begitu susunan masjarakat, susunan feodal jang sangat kolot dan sangat kedjam. Sesudah revolusi tahun 1912 dan Republik Tiongkok berdiri, keadaan tidaklah berobah. Setelah Sun Yat Sen wafat, maka aliran jang dianut oleh Chiang Kai Shek, sama sekali tidak menuruti dan mem- bimbing perobahan itu menudju kemadjuan, akan tetapi lambat laun ia dan kawan2nja semakin reaksioner. Salah satu bukti jang njata ialah, bahwa Madame Sun Yat Sen selalu bersikap opposisi dan menentang politik Chiang Kai Shek. Jang menje- babkan beliau lebih mendekati pihak Sovjet, terutama ialah karena reaksionernja politik jang didjalankan oleh Kuomintang.

Keadaan di desa sedjak tahun 1925 tidak berobah. Hampir semua tanah pertanian jang ada, adalah mendjadi hak milik tuan tanah. Kekuasaannja tuan tanah itu bukanlah sekedar orang kaja sadja jang menjewakan tanahnja pada orang, akan tetapi djuga mempunjai kekuasaan politik, kepolisian dan pengadilan. Pendeknja didaerahnja, ia adalah radja bermaha- kuasa.

Apa sebab? Pemerintah Kuomintang tidak merobah ke- adaan itu, mungkin karena tidak sanggup, tapi lebih mungkin lagi karena menguntungkan bagi golongan mereka. Dengan adanja tuan tanah, pemerintahan tidak perlu banjak kerdja didesa2, ongkos tidak perlu besar dan karena itu perbelandjaan negara mudah disunglap untuk korupsi dsb..