Halaman:Tiongkok Baru.pdf/22

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini belum diuji baca

ratjun rasa persatuan. Mengintip seperti maling boleh, tapi awas, kalau masuk. Begitulah kita lihat sekarang tekadnja Tiongkok Baru. Dengan begitu persatuan dikalangan rakjat terpelihara adanja. Persatuan jang aktif, kerdja dan hasil usaha, bukan omong.

Selain faktor lahir ada pula jang penting bagi persatuan, jaitu faktor bathin. Apa sebab? Menurut pendapat kita, orang jang telah rusak achlaknja, bedjat moralnja, sudah dekat kepada tabi'at chewan. Dan kalau chewan, maklumlah.

Maunja bertjakar-tjakaran sadja dan terkam-menerkam dan bila manusia sudah dekat kepada tabi'at chewan maka bukan sadja perbuatannja jang banjak tertjela, akan tetapi mulut- njapun sudah kotor, dalam arti suka membohong, putar lidah setjara pokrol bambu mentjari alasan untuk membenarkan dirinja, suka djandji tapi tak dipenuhi, memutar2 keadaan menurut kemauannja, sekalipun tidak tjotjok dengan kenja- taan, dari sehari kesehari dan dari bulan kebulan, omongnja putar2 sadja. Dari ja, bisa mendjadi tidak, dan dari tidak bisa mendjadi ja, tergantung dari keadaan, menguntungkan atau tidak bagi dirinja atau pihaknja.

Soal kebenaran tidak dipikirkan dan memang dikalangan chewan tidak ada pikiran apa², kalau dia terkam kawannja sampai mati, malahan dia merasa gagah dan menang. Keme- nangan chewan atas kawannja masih njata, akan tetapi keme- nangan jang dianggap manusia jang rusak achlak dan budi pekertinja, adalah kemenangan pokrol bambu belaka, hocus pocus atau sunglap. Jang bengkok djadi lurus, jang lurus dianggap bengkok. Dengan djual omong, bitjara, amanat, pidato atau rentjana diatas kertas, teori jang tergantung di- awang2, segala pangkat dan kedudukan dari jang paling tinggi dalam negara, sampai kepala djawatan berbagai rupa, dapat diperoleh dan diduduki, ada jang dengan nama partai. ada pula jang dengan nama ,,ahli, titel academicus atau berdjasa" dan sekali duduk, tetap duduk seperti pusaka dari nenek mojang. Kalau manusia sudah mulai tak dipertjaja mulutnja maka perbuatannja pun sudah harus ditjurigai, sebab membohong sudah dekat pada menipu dan mentjuri atau korrupsi itu tidak djauh dari orang jang suka menipu dan membohong atau putar lidah.

Pemimpin2 di RRT nampaknja maklum akan hal ini, oleh sebab itu sedapat mungkin mereka tak berpropaganda dengan omong akan tetapi dengan bukti dan kenjataan. Jang ditengok adalah hasil kerdja. Biar silangit dia, kalau hasil kerdjanja tidak ada tidaklah masuk hitungan. Di RRT orang berbitjara dengan bukti dan hasil usaha. Baik tani, buruh, pedagang dan pengusaha, maupun menteri, pegawai tinggi, propesor, seniman, pengarang, ahli technik, tukang sapu djalan, dokter, pelajan d.s.b. semuanja bitjara dengan kerdja, hasil kerdja. Hasil kerdja sama penting bagi masjarakat dan pembinaan negara. Antara dokter, djururawat dan pasien seperti saudara. Dari djurusan inilah kita memandang banjaknja pameran² (exhibition) jang dikundjungi oleh ratusan ribu manusia di-