Halaman:Tiongkok Baru.pdf/11

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

mengutjapkan terima kasih atas persaudaraan jang djudjur dan hati ichlas dari tuan rumah. Kemurahan hati dan budi baik Tiongkok ini, rasanja tak ada tolok bandingannja di- seluruh dunia.

Pembatja mungkin berkata, ja, karena tamu! Betul, memang kita tamu. Tapi siapa jang sudah pernah mengurus tamu dari luar negeri, djangankan ratusan, dibawah sepuluh- pun, agaknja dapat membuat perbandingan. Djangankan sampai kepada soai makanan dan soal? keperluan ketjil, soal penginapan sadja kita di Indonesia sudah repot dan sering membuat malu. Tapi dalam pergaulan antara mereka pun dapat dilihat bahwa ketegangan tidak ada. Seorang pegawai umpamanja dalam bergaul, bersikap dan berkata terhadap orang jang lebih tinggi pangkatnja, sikapnja sama sadja, Seperti berbitjara dengan teman sadja. Pakaian, makan dan duduk tidak ada berbeda2 dan kaku. Terhadap Perdana Menteri Chou En-lai sendiri, djurubahasa umpamanja, kalau ada keliru atau kurang, biasa sadja menegurnja. Dan dari atas, bila ternjata jang dibawah jang benar, ja, menurut pula.

Antara opas dan pegawai tinggi, antara pelajan dengan kepala dihotel atau antara pekerdja biasa dengan direktur perusahaan umpamanja, tidak ada kita melihat perbedaan jang menjolok mata atau djarak jang mendjauhkan satu dari jang lain. Kalau si direktur berbadju hitam, si pekerdja begitu pula dan karena musim dingin, ja sama2 berbadju wol. Dikalangan tentara, walaupun tidak banjak kami melihatnja dikota2 jang telah dikundjungi, jang bertemu dipasar, didjalanan atau lain2 tempat, sukar kita membedakan mana jang opsir dan mana jang serdadu biasa. Oto mundar mandir tidak karuan, tidak ada. Malahan kalau tidak mobil dinas, hanja memakai batu arang sadja, djadi berdjalan dengan kekuatan uap, seperti kereta apj, tapi mesinnja ditempelkan disebelah belakang dan pakai saluran kebaling2 dimuka. Pendeknja salah satu hal jang paling mena'djubkan dan menawan hati sehingga kagum melihatnja, ialah : Kesederhanaan dari atas sampai kebawah.

Bukan karena tidak ada, sebab produksi Tiongkok tjukup banjak. Hanja sadja djangan lupa bahwa rakjat berdjumlah 500 djuta. Untuk memenuhi dan meratakan segala perbaikan untuk seluruh rakjat masih akan makan tempo dan harus kerdja keras dan banting tulang betul2 lagi dan rupanja tidak (belum) waktunja sekarang untuk bermewah dan melagak- lagak, selama kemewahan itu belum dapat disebarkan Kese- genap lapisan rakjat, terutama kaum tani dan buruh. Djangan kita lupa bahwa 80% dari rakjat Tiongkok adalah terdiri dari kaum tani. Djadi walaupun ada kota jang berpenduduk sampai enam djuta seperti Shanghai, dibandingkan dengan djumlah jang 500 djuta itu penduduk kota sadja berarti belum banjak.

Djakarta, Desember 1951.

B.