Halaman:Tiongkok Baru.pdf/10

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

bertanja, ingin mengetahui sampai jang ketjil2. Dalam per- kundjungan ke Tiongkok itu, hal inipun ternjata, sehingga dari banjaknja hal2 jang dimadjukan mereka dan dimintak lihat, kita merasa ikut pula mendapat manfa'atnja.

Dalam satu pertemuan jang diadakan oleh Pemerintah Pusat di Peking, dipimpin oleh Perdana Menteri Chou En-lai, dihadiri oleh semua delegasi, diberi kesempatan untuk bertukar pikiran dari hati kehati, setjara bebas dalam suasana per- saudaraan. Apa sadja boleh tanja, sebagaimana halnja dalam mengatur program, apa sadja boleh lihat. Begitulah dalam pertemuan itu pertanjaan? jang dikemukakan menundjukkan bahwa dari pihak tamu tidak ada segan? untuk memadjukan pertanjaan, mengenai segala lapangan terutama mengenai stelsel ekonomi dan politik. Sampai ada jang bertanja : »Apakah ada maksud Tiongkok hendak menggantikan kedu- dukan Djepang dulu, sebagai negara kuat hendak mempenga- ruhi dan expansi keseluruh Asia dengan sembojannja Asia buat Asia, tapi njatanja kita sudah maklum semua?”

Ketua rapat mendjawab dengan senjum, kira2 begini: ,,Kita mengerti apa jang telah diderita oleh bangsa2 Asia selama pendjadjahan Eropah/Amerika dan sewaktu penindasan Djepang. Tiongkokpun ikut menderita dan hidup melarat. Karena itu kita bangkit dan madju kedepan untuk membela rakjat. Bangsa jang telah menderita oleh penindasan, setelah berdjuang mati2an puluhan tahun untuk melenjapkan penin- dasan itu, apa mungkin akan melakukan sendiri penindasan itu terhadap bangsa lain!? Berbuat apa jang bertentangan dengan pendirian kita sendiri? Kejakinan kita ialah, selama diantara bangsa? berlaku tindas menindas dan peras memeras, selama itu keamanan tidak akan tertjapai, walaupun ada sendjata jang bagaimana lengkap dan modernnja. Jang kita kehendaki bukanlah penindasan, akan tetapi persaudaraan jang djudjur dan ichlas "untuk mentjiptakan perdamaian di Asia dan diseluruh dunia. Dimana ada penindasan, pendja- djahan dan pemerasan imperialis, haruslah dilawan dengan segala Kekuatan jang ada. Marilah berdjuang, dan untuk Tiongkok, kami sudah dapat berkata bahwa dengan keme- nangan gilang gemilang dari Tentara Kemerdekaan (Pem- bebasan) Rakjat, jang dibantu oleh seluruh rakjat tani dan buruh, pintu untuk penindasan dan pemerasan imperialis asing, sudah tertutup buat pertama kali dalam sedjarah dan untuk seterusnja. Pintu Tiongkok sudah dikuntji rapat bagi kaum imperialis dan agressor, dan kita sanggup menutup pintu itu dengan Kekuatan jang ada pada rakjat kita. Pintu Tiongkok hanja terbuka bagi persaudaraan jang djudjur dan ichlas, bagi mentjiptakan perdamaian jang sehat dan kekal. Marilah bekerdja keras”.

Demikianlah kira2 isi pendjawaban dari Perdana Menteri Chou En-lai, jang dalam pertemuan itu hampir seluruh waktu- nja terpakai buat mendjawab pertanjaan dari delegasi? Asia. Dengan senjum beliau terpaksa memintak ma'af pada delegasi2 Eropa jang kemudian disambut oleh pihak Russia dengan