Halaman:Temuan Tim Gabungan Pencari Fakta Peristiwa Kerusuhan Mei 1998.pdf/89

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca
Seri Dokumen Kunci
  1. Kalau perkosaan massal (dan kerusuhan) itu merupakan peristiwa ‘kebetulan’, bagaimana gejala itu bisa dijelaskan oleh fakta kesamaan waktu (simulacrum) dari sebagian besar peristiwa rersebut.
  2. Kalau perkosaan massal (dan kerusuhan) itu merupakan peristiwa ‘kebetulan’, bagaimana gejala itu bisa dijelaskan oleh fakta kesamaan modus operandi dari kejadian tersebut?
TABEL 6
Perbandingan Modus Operandi Kerusuhan dan Perkosaan Massal
No. Kerusuhan Perkosaan Massal
1. Usaha pengkondisian massa untuk berkumpul di lokasi yang akan menjadi sasaran perusakan, penjarahan dan pembakaran melalui penyebaran issu-issu tentang adanya aksi perusakan, penjarahan dan pembakaran di lokasi yang akan menjadi sasaran Usaha ‘indoktrinasi’ dan pengkondisian massa untuk menjadikan perempuan-perempuan Tionghoa sebagai target ‘perusakan’ dan ’pembantaian’ melalui penyebaran issu tentang adanya aksi kerusuhan, pembantaian dan perkosaan terhadap warga Tionghoa.
2. Issu disebarkan lewat telepon, sopir-sopir angkutan, dan orang per orang. Issu disebarkan lewat telepon, sopir-sopir (taksi, bajaj, angkot), pedagang-pedagang kecil, dan orang per orang.
3. Ada orang atau sekelompok orang yang berperan sebagai pengajak dan/atau sekaligus pemimpin-pengarah massa agar melakukan pengrusakan, penjarahan, dan pembakaran. Ada orang atau sekelompok orang yang memberi komando atau mengarahkan langkah dan tindakan perkosaan.
4. Pelaku tidak dikenali oleh warga setempat dan didatangkan dari tempat yang tidak diketahui warga. Pelaku tidak dikenali oleh warga setempat dan didatangkan dari tempat yang tidak diketahui warga.
5. Pengajak atau pernimpin-pengarah massa meneriakkan yel-yel ‘anti Cina’. Komandan dan/atau pemimpin-pengarah massa meneriakkan yel-yel ‘anti Cina’.
6. Selama dan setelah kerusuhan, dilancarkan aksi teror, dengan disertai pemerasan. Teror dilancarkan dalam bentuk penyebaran isu-issu tentang akan terjadinya kerusuhan atau serangan massa. Issu ini masih beredar hingga dokumen ini dituliskan. Selama dan setelah kerusuhan, dilancarkan aksi teror, aksi dengan disertai pemerasan. Teror dilancarkan dalam bentuk penyebaran issu-issu tentang akan terjadinya kerusuhan, penyebaran foto-foto yang berisi kejadian dan korban perkosaan massal, aksi penculikan dan perkosaan perempuan-perempuan Tionghoa. Dan aksi ini masih terus berlangsung hingga dokumen ini dituliskan.
7. Sasaran teror setelah kerusuhan: pemilik toko, ruko, pabrik, usaha-usaha bisnis lainnya dan para warga perumahan/pemukiman Sasaran teror setelah perkosaan massal adalah warga Tionghoa.

Sumber: Dokumentasi ‘Tim Relawan untuk Kemanusiaan’, dari kesaksian para korban, keluarga dan teman korban, serta saksi mata, Mei-Juli 1998.

82