Halaman:Tata Bahasa Minangkabau.pdf/151

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

133

Sebaliknya, satuan seperti mejanyo 'mejanya', bukuden 'bukuku', dan bajuang 'bajumu' terdiri atas dua unsur yang berupa kata, yakni kata meja, buku dan baju dan unsur yang berupa klitik. Satuan tersebut termasuk frasa, karena klitik masih mempunyai sifat bebas seperti halnya kata.

5.1.1 Frasa Endosentrik dan Eksosentrik

5.1.1.1 Frasa Endosentrik

Unsur yang membangun sebuah frasa dapat berupa kata yang ditambah kata atau kata ditambah frasa. Frasa yang mempunyai distribusi yang sama dengan unsumya, baik semua unsumya maupun salah satu unsumnya disebut frasa endosentrik. Contoh: duo urang patani 'dua orang petani', dan sadang mambaco 'sedang membaca'. Frasa duo urang patani dan sadang mambaco mempunyai distribusi yang sama dengan unsumya, yaitu unsur patani dan mambaco, karena secara fungsional kata itu dapat menggantikan frasa tersebut.

Frasa endosentrik dapat dibedakan atas (1) frasa endosentrik koordinatif, (2) frasa endosentrik atributif, dan (3) frasa endosentrik apositif.

5.1.1.1.1 Frasa Endosentrik Koordinatif

Frasa ini terdiri dari unsur-unsur yang setara. Kesetaraannya dibuktikan oleh kemungkinan unsur-unsur itu dihubungkan dengan kata penghubung dan atau atau.

Contoh : (2) laki bini 'suami istri'
duo tigo (halai) 'dua tiga (lembar)'
rumah halaman 'rumah pekarangan'
adiak kakak 'adik kakak'
ipa bisan 'ipar bisan'
baraja dan bakarajo 'belajar dan bekerja'
manyabik atau manuai 'menyabit atau menuai'

5.1.1.1.2 Frasa Endosentrik Atributif

Frasa ini berbeda dengan frasa endosentrik koordinatif. Frasa endosentrik atributif terdiri atas unsur-unsur yang tidak setara karena unsur-unsumya tidak mungkin dihubungkan dengan kata penghubung dan atau atau.