Halaman:Tata Bahasa Minangkabau.pdf/152

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

134

Contoh  :  (3)  panyakik mutah berak  'penyakit muntah berak'
rumah bagonjong 'Tumah bergonjong'
kaco mato itu. 'kaca mata itu'
sayua lilidi 'sayur kangkung'
kabun bungo PKK 'kebun bungan PKK'
sangaik gadang 'sangat besar'
paliang rancak 'paling cantik'

Kata-kata yang digarisbawahi dalam frasa-frasa di atas merupakan unsur pokok, yaitu unsur-unsur yang secara distribusional sama dengan frasa dan secara semantik merupakan unsur yang terpenting, sedangkan unsur yang tidak digarisbawahi merupakan atribut saja.

5.1.1.1.3 Frasa Endosentrik Apositif

Dalam frasa Padang kota tacinto 'Padang kota tercinta' unsur-unsurnya tidak dapat dihubungkan dengan kata penghubung dan atau atau. Secara semantik unsur Padang dan unsur kota tercinta mempunyai makna yang sama. Karena sama, maka unsur kota tacinto dapat menggantikan unsur Padang.

Contoh  :  (4)  Udin, anak Pak Kapalo desa
'Udin, anak Pak Kepala desa'
harimau rajo utan
'harimau, raja hutan'

Kata-kata yang digarisbawahi dalam contoh-contoh frasa di atas merupakan unsur pokok, yang tidak digarisbawahi merupakan aposisinya.

5.1.1.2 Frasa Eksosentrik

Frasa eksosentrik berbeda dengan frasa endosentrik. Ditinjau dari distribusi unsur unsurnya, frasa endosentrik mempunyai diswibusi unsur yang sama, baik semua unsumya maupun salah satu unsurnya. Sedangkan frasa yang tidak mempunyai distribusi unsur sama baik semu unsurnya, maupun salah satu unsurnya disebut frase eksosentrik. Frasa eksosentrik ini, misalnya, diawali oleh kata depan (preposisi).

Contoh  :  (5)  di ladang lado  'di kebun cabe'
untuak mintuo 'untuk mertua'
dari kampuang 'dari kampung'