Halaman:Taman Siswa.pdf/69

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

kan peladjaran djuga. Tetapi Said memadjukan dua sjarat: saja tinggal pada Taman Siswa dan memilih djurusan peladjaran jang saja sukai.

Demikianlah Said mendaftarkan nama untuk fakultet sastera jang didirikan pada tahun '40. Dalam kuliah² jang diberikan oleh R. Nieuwenhuys, para mahasiswa bergiliran mendapat tugas memulai sesuatu pembitjaraan jang diikuti oleh debat. Said memberikan pendjelasan tentang sedjarah Adam dan Hawa sebagai mytha anthropologis dan tidak dapat mengelakkan, bahwa pendjelasannja menimbulkan amarah beberapa mahasiswa jang orthodox. Ia berpendapat, bahwa pengetahuan baik dan buruk, jang menghalau manusia dari taman firdaus dunia kanak², bukanlah pemberian iblis, tetapi bahwa Tuhan sendiri memasukkan Lucifer dalam tjiptaanNja djustru untuk mengadjarkan pengertian dosa kepada manusia. Djadi Said menganggap ketjerdasan sebagai karunia illahi, jang diilhamkan oleh kepertjajaannja kepada harmoni dalam alam, dimana disamping tiap² penjakit ada obatnja. Bagaimana ia menerima hidup ini memang membuktikan sifat positif dari putusan hidupnja sendiri, seperti djuga bagaimana ia memilih peladjarannja adalah kentara untuk perhatiannja kepada hidup dalam seluruh kekajaannja.

Peperangan membuat kuliah² ini berachir dan pada waktu itu telah tiba saatnja bagi Said untuk membuktikan dahulu benar², apakah harganja dalam hidup. Mangunsarkoro — dengan siapa Said sebagai guru jang paling muda berkali-kali seru berdebat dan jang pernah dipersalahkannja, bahwa tindakannja tidaklah tjukup sosialistis (kemudian ketika ia sendiri mendjadi pemimpin sekolah, ia mendapat pandangan jang lebih baik tentang keperluan² organisatoris dan pertalian dengan pemimpin sekolah jang lama mendjadi tetap terpelihara) — diganti oleh Sukamto. Tetapi tidak lama kemudian sebagian besar dari guru² itu telah mengungsi dan hanja karena ketabahan hati Mara Sutan, salah seorang guru jang paling lama di Taman Siswa, dan Said dan dengan bantuan murid², sekolah itu dapat dihidupkan kembali. Said memakai segala alat untuk mengelakkan pengawasan Djepang, supaja pendidikan murid² jang diserahkan kepadanja tidak menderita kerugian. Diluar djam² peladjaran untuk bahasa Djepang, jang telah dapat dipeladjarinja dalam beberapa bulan sadja, ia memberikan djuga dengan diam² peladjaran dalam bahasa asing atau dalam mata peladjaran lain jang terlarang.

Lalu angin topan revolusi datang bertiup dan sebagai dalam tahun '42 kebanjakan dari guru² telah pergi mengungsi, setelah pertempuran² pertama. Orang² Inggeris jang masuk mendarat untuk mendjaga keamanan, menangkap Said sebagai extremist atas tundjukan orang. Tetapi ia ternjata bukanlah type seorang anarchist pembom, sebaliknja pribadinja menarik mereka jang menangkapnja. Ia dilepaskan lagi dan karena penangkapan ini, ia berkenalan dengan beberapa opsir Inggeris dan India jang berguna baginja kemudian.

Waktu itu ialah zaman bersiap jang berbahaja dan ketika bangkai anak² telah terapung-apung dikali Molenvliet, Said mengerti, bahwa telah tiba waktunja untuk mendirikan lagi sebuah sekolah. Anak² jang dipungutnja dalam rumahnja merupakan murid² pertama tentu dan „sekolah” ini masih tetap dalam rumahnja sampai bulan Djanuari '46. Dalam segala lapangan Said mengambil initiatif dan dapat pula membentuk kembali korps pengadjar, jang selandjutnja terutama terdiri dari

60