Halaman:Sultan Thaha Syaifuddin.pdf/64

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Kemudian ternyata bahwa perondaan sepanjang pantai yang dilakukan oleh kapal tersebut kurang bermanfaat, sehingga perintah komandan itu segera dicabut kembali.

Karena pendudukan daerah Muara Tembesi pada waktu itu telah dianggap mendesak, maka komandan militer di Palembang segera akan melakukan penyelidikan. Sebelum pekerjaan ini dilakukan terlebih dahulu musyawarah dengan agen-agen politik.

Dari agen-agen politik ini diketahui bahwa banyak pemimpin rakyat yang diperkirakan mempunyai badan-badan dan tugas rahasia yang tersusun rapi. Diingatkan oleh agen-agen politik tersebut bahwa musuh pemerintah yang sangat gigih di lapangan adalah Pangeran Diponegoro. Karena itu sebelum penyelidikan dilakukan perlu ada izin terlebih dahulu dari Pangeran Ratu (baca Sultan Thaha Syaifuddin) yang bertempat tinggal di Bandar Ul-Aman (dulu bernama Sungai Aro) yang terletak di tepi sungai Batanghari.

Setelah mendapat izin dari Pangeran Ratu pada tanggal 4 September 1900 berangkatlah komandan militer dan beberapa pemimpin rakyat yang berfihak kepada Belanda. Pada tanggal 4 September itu juga mereka sampai di suatu tempat terletak dalam ketinggian 800 meter, sebelah hilir Muara Tembesi. Dengan alat-alat kecil yang sudah disiapkan dilakukan apa-apa yang dibutuhkan, dan sebelum rakyat setempat yang berdatangan sempat menghalang-halangi, tugas penyelidikan sudah selesai dan rombongan dengan cepat kembali ke kapal pelayaran pulang dilakukan dengan cepat, karena agen politik tidak ingin memancing permusuhan.

Hasil dari penyelidikan ini ialah bahwa di tempat yang dimaksud ada sebagian yang bebas banjir seluas 20.000 meter persegi yang dapat dipergunakan untuk mendirikan kampemen (pangkalan) bagi suatu pasukan yang kuat. Diketahui juga bahwa tempat tersebut pernah dipergunakan Diponegoro menempatkan gudang garam dan kantor Bea Cukai.

Di Jambi juga dapat dikumpulkan informasi sebagai hasil penelitian yang hati-hati terhadap beberapa orang, bahwa saudagar dari Sumatera Barat yang datang dengan kuda melalui Sungai Kunit dan Sungai Tebo ke Jambi ketika sampai di Sungai Aro diharuskan membayar $6 (enam dollar Singapura)

59