Halaman:Sistem Perulangan Bahasa Minangkabau.pdf/35

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

11

Contoh:

  1. kok bajalan-bajalan juo saketek lai.
    'kalau berjalan-jalan juga sedikit lagi'
    'kalau berjalan juga sedikit lagi'.
  2. basuo awak jo inyo agaknyo.
    'bersua kita dengan dia agaknya"
    'bersua kita dengan dia agaknya”.

Dalam perulangan bajalan-bajatan (8) terkandung maksud bahwa pekerjaan berjalan itu berlangsung berulang-ulang (frekuentatif).

2.1.1.3 Perulangan KS: (KS + {-MU})

Bas KS yang berulang pada umurnnya terdiri dari satu morfem, tetapi ada juga yang terdiri dari dua morfem. Yang terdiri dari satu morfem, seperti sakik sakit yang berulang menjadi sakik-sakik 'sakit-sakit", panek menjadi panek-panek 'penat-penat', pandai menjadi pandai-pandai 'pandai-pandai”, dan rajin menjadi rajin-rajin 'rajin-rajin'. Kata ulang tagageh-tagageh terdiri dari morfem {gageh} 'gegas' dan morfem terikat (ta-) dan pamalu-pamalu terdiri dari morfem (malu) 'malu' dan morfem terikat (pa-).

Contoh:

  1. anak gadih di kampuang ko manih-manih.
    'anak “gadis di kampung ini manis-manis'.
    'Anak gadis di kampung ini manis-manis'.

Perulangan manih menjadi manih-manih tidak mengubah status kelas kata manih sebagai KS, tetapi perulangan KS itu memberikan informasi kepada pendengar atau pembaca bahwa subjek yang mempunyai sifat itu tebih dari satu orang. Dengan kata lain, perulangan berfungsi sebagai penanda jamak terhadap subjek. Sekalipun demikian, perulangan KS tidak selamanya dapat dianggap sebagai penanda jamak pelaku. Kata tinggi-tinggi "tinggi-tinggi” dalam Urangnyo tinggi-tinggi "Orangnya tinggi-tinggi', misalnya, mengandung makna lain. Perulangan tinggi menjadi tinggi-tinggi telah mengubah arti semula dari tinggi menjadi 'agak tinggi'. Dengan demikian, dapat dikemukakan bahwa perulangan KS mempunyai arti dan fungsi yang bervariasi juga seperti halnya perulangan KB dan KK. Uraian lengkap mengenai fungsi ini dapat dilihat pada bab-bab berikutnya,