184
kan racun di sini'
'Seting saya mendengar orang termakan racun di sini.'
Perulangan KK pada masing-masing frase di atas mengandung arti bahwa pelakunya bukan satu tetapi jamak.
Dalam frase kuciang-kuciang duduak, perulangan KB tidaklah berarti jamak tetapi mengandung arti menyerupai atau seperti yang dikatakan kata dasar yang berulang. Hal ini akan dapat diperjelas dengan menampilkan frase itu dalam kalimat :
181. Di suduik sekali ada kuciang-kuciang duduak.
'di sudut sekali ada kucing-kucing duduk'
'Di sudut sekali ada kucing-kucing duduk.'
Arti seperti vang terkandung dalam frase di atas juga terdapat pada berbagai contoh lainnya, seperti dalam kudo-kudo tabang (kuda-kuda terbang dan dijumpai juga pada frase yang didalamnya ada KK turunan, seperti frase badia-badia bapiluru 'bedil-bedi' berpeluru' dan rumah-rumah baatok ijuak 'rumah-rumah beratap ijuk'.
Arti yang menunjukkan perbuatan tanpa tujuan dijumpai pada frase (KB + KK)) + ({-MU}) dengan KKD, seperti pada urang makan-makan 'orang makan-makan' atau dengan KKtr seperti pada urang mangaji-ngaji. 'orang mengaji-ngaji. Demikian juga halnya frase urang baranang-ranang 'orang berenang-renang'. Untuk terbih jelasnya frase itu dapat dilihat pada kelimat berikut :
182. Indak elok urang makan-makan sadang tegak do.
'tidak baik orang makan-makan sedang berdiri' (penegas arti)
'Tidak baik orang makan-makan sedang berdiri.'
183. Lai tadanga urang mengaji-ngaji di sabalah?
'ada terdengar orang mengaji-ngaji di sebelah'
'Ada kedengaran orang mengaji-ngaji di sebelah?'
184. Inyo malick urang baranang-ranang.
'dia melihat orang berenang-renang'
'Dia melihat orang bercnang-renang'.
Sehubungan dengan arti terus-menerus, sebegitu jauh tidak dijumpai perulangan frase KB 4 KK dengan KKD di dalamnya. Yang dijumpai hanya frase yang di dalamnya ada unsur KKtr, seperti frase anjiang manyalak-nyalak dan murai bakicau-kicau, seperti dalam kalimat: