Halaman:Sistem Perulangan Bahasa Minangkabau.pdf/194

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

166

c. ({sa-} + KD + {MU})

Contoh:

108. Sasiak-sasiak manusia ado juo dosonyo.
'sealim-alim manusia ada juga dosanya'
'Sealim-alim manusia ada juga dosanya.'

109. Sajauah-jauah mato mamandang, padi sajo nan nampak.
'sejauh-jauh mata memandang, padi saja yang tampak'
'Sejauh-jauh mata memandang, padi juga yang tampak.'

Kata sasiak-siak dalam kalimat (108) dapat diganti dengan frase bara-bana siaknyo 'betapa pun alimnya', sedangkan sajauah-jauahnyo dalam kalimat (109) mengandung arti yang sama dengan bara-bana jauah-nyo 'betapapun jauhnya'.

d. ({sa-} + KD + {-MU} + {-nyo})

Contoh:

110. Inyolah gadih nan sarancak-rancaknyo di kampuang kami.
'dialah — gadis yang secantik-cantiknya di kampung ka- mi'
'Dialah gadis yang paling cantik di kampung kami.'

111. Waanglah sajahannam-jahannamnyo urang.
'kamulah sejahanam-jahanamnya orang'
'Kamulah orang yang paling jahanam.'

Bentuk perulangan pada bagian (d) di atas berfungsi menyatakan derajat yang tertinggi, yaitu 'paling'. Oleh karena itu, sarancak-rancaknyo sama artinya dengan paliang rancak, sedangkan sajahanam-jahanamnyo sama maksudnya dengan paliang jahanam. Perulangan KS yang didahului oleh kata sadang 'sedang' menyatakan suatu derajat yang tertinggi. Perulangan itu seringkali diikuti oleh nyo.

e. (KD + {-MU} + {-nyo})

Contoh:

112. Sadang lamak-lamaknyo talok galodo tu tibo.
'sedang enak-enaknya tidur galodo itu tiba'
'Sedang enak-enaknya tidur galodo itu tiba'