Halaman:Sistem Perulangan Bahasa Minangkabau.pdf/193

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

102. Kami lari carai-barai.

'kami lari cerai-berai
'Kami lari cerai-berai.'

103. Maliang tu lari puntang-pantiang.

'maling itu lari pontang-panting'
'Maling itu lari pontang-panting."

104.Bulak-baliak sajo ang ka pasa.

'bolak-balik saja kamu ke pasar
'Bolak-balik saja kamu ke pasar."

Pada contoh di atas dapat dilihat bahwa kalimat (101) dan (102) masing-masing mempunyai kata berulang di dalamnya yang berturut-turut kata pertamanya mempunyai arti leksikal dan kata keduanya moreang dan barai tidak mempunyai arti leksikal dan hanya muncul bersama masing-masing dengan kata coreang dan carai. Berbeda halnya kalimat (103) dan (104) yang mengandung makna ialah kata yang kedua, yaitu pantiang dan baliak, sedangkan kata pertamanya puntang dan baliak,tidak mempunyai arti tersendiri. Berkenaan dengan kata berimbuhan yang mengandung arti intensitas dijumpai enam bentuk sebagai berikut.

a. (KD) + {-MU} + {-an₁})

Contoh:

105. Baa mako mati-matian bana ang mangaja gadih tu.

mengapa maka mati-matian benar kamu mengejar gadis itu"
'Mengapa kamu mati-matian betul mengejar gadis itu."

b. ({ba-} + KD + {-MU})

Contoh:

106. Iyo bana bagadang-gadang alek tu. `:ya benar berbesar-besar pesta itu'

"Sungguh besar-besaran pesta itu'.

107. Baabih-abih kami manyakolaannyo.

'berhabis-habis kami menyekolahkannya'
'Habis-habisan kami menyekolahkannya."