Halaman:Sistem Perulangan Bahasa Minangkabau.pdf/171

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

147

a. (KD + {-MU})

Contoh:

9. Rumah-rumah di kampuang tu lah tabaka.

'rumah-rumah di kampung itu telah terbakar'
'Rumah-rumah di kampung itu telah terbakar.'

10. Anak-anak tu bakaja-kaja di halaman sakola.

'anak-anak itu berkejar-kejar di halaman sekolah'
'Anak-anak itu berkejar-kejaran di halaman sekolah.'

Perulangan KB dengan bentuk (KD + {-MU}) ini tidak selalu berarti jamak. Kata rumah-rumah dapat juga berarti menyerupai, yaitu rumah-rumahan. Kata anak-anak dapat pula berarti orang yang belum dewasa, seperti sapatu untuak anak-anak 'sepatu untuk anak-anak', bukannya untuk orang dewasa. Dengan kata lain, bentuk yang sama mungkin saja mempunyai arti yang berbeda.

b. (KD + {ka-} + {-MU})

Bentuk jamak selain dari (KD + {-MU}) di atas dapat pula dibentuk dengan sisipan ka di antara kedua KD-nya dan biasanya diikuti oleh kata sajo 'saja'.

Contoh:

12. Maco-ka-maco sajo nan babali.

'maco ke maco saja yang dibeli'
'Selalu maco saja yang dibeli.'

13. Pitih-ka-pitih sajo pangana waang.

'uang ke uang saja ingatan kamu'
'Selalu uang saja ingatanmu.'

Pada kalimat (12) perulangan yang terjadi menyatakan bahwa frekuensi maco itu banyak muncul. Setiap kali berbelanja, seringkali maco (ikan laut yang kecil dan sudah dikeringkan) yang dibeli walaupun mungkin diselingi dengan membeli benda lain. Begitu pula dengan kalimat (13), benda pitih 'uang' itu lebih sering muncul dalam konteks di atas. c. (KDpf + {-MU})

Bentuk jamak dari kata benda dapat juga terjadi pada perulangan penuh KD dengan perubahan fonem, apakah berupa vokul ataupun konsonan pada KD kedua, Kata dasar yang kedua ini tidak dapat berdiri sendiri sebab tidak mempunyai arti tersendiri. Contoh dari perulangan itu ialah: