Halaman:Sistem Perulangan Bahasa Minangkabau.pdf/170

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

146

Perlu rasanya diperhatikan bahwa dalam perulangan yang berarti jamak selalu terjadi perulangan penuh kecuali kalau kata itu adalah kata majemuk, seperti kadai-kadai nasi "kedai-kedai nasi', anak-anak tiri 'anak-anak tiri'. Bentuk seperti kadai nasi-kadai nasi 'kedai nasi kedai nasi', dan anak tiri anak tiri boleh dikatakan jarang dijumpai.

4.1.1.1 Perulangan yang Berarti Jamak dari Kata Benda

Perulangan yang terjadi pada KB arti jamaknya dikaitkan dengan jumlah benda itu, yaitu jumlah yang lebih dari satu.

Contoh: 7. Rumah tu tabaka.
Tumah itu terbakar'
'Rumah itu terbakar.

Jumlah rumah dalam kalimat itu ialah satu, tetapi dalam kalimat:

8. Rumah-rumah di kampuang tu tabaka,
'rumah-rumah di kampung itu terbakar'
'Rumah-rumah di kampung itu terbakar.'

Jumlah rumah dalam kalimat ini lebih dari satu atau jamak.

Walaupun bentuk jamak dari KB dinyatakan oleh perulangan KB itu, tetapi tidaklah berarti bahwa bentuk jamak dari semua KB dapat dibentuk secara perulangan KB. Kata benda yang kata dasarnya sudah berada dalam bentuk perulangan, seperti ramo-ramo 'rama-rama', ramo-ramo ramo-ramo 'rama-rama rama-rama', tetapi dapat pula dengan bantuan, KBil dapat dijamakkan menjadi banyak ramo-ramo 'banyak rama-rama' demikian pula dengan KB yang tidak dapat dihitung. Bentuk jamak dari aia 'air' misalnya, tidaklah aia-aia 'air-air", tetapi banyak aia 'banyak air'.

Perulangan yang berarti jamak dari KB ini mempunyai dua macam bentuk, yaitu (1) perulangan dalam bentuk (KD - KBD + {-MU}) dan (2) perulangan dalam bentuk kata berimbuhan (KBTr + {-MU}). Ada tiga macam bentuk untuk nomor (1), yaitu:

a) (KD + {MU})
b) (KD + (ka-} + {-MU})
c) (KD Pf + {-MU})

Untuk jelasnya berikut ini akan diberi beberapa contoh-contoh.