Halaman:Sistem Perulangan Bahasa Minangkabau.pdf/169

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

145

Pada contoh-contoh di atas kelihatan KD yang berbeda-beda jenisnya. Ini berarti bahwa kata ulang yang bentuk perulangannya sama, tetapi jenis KD-nya berbeda dapat menimbulkan perbedaan arti. Perlu diketahui bahwa walaupun bentuk perulangan itu sama dan KD-nya terdiri dari kata yang sama pula masih belum menjamin bahwa arti perulangan itu sama.

Contoh:

5. Rumah-rumah di di kampuang tu tabaka tadi malam.

rumah-rumah di kampung itu terbakar tadi malam'
'Rumah-rumah di kampung itu terbakar tadi malam.'

6. Ayah mambalikan rumah-rumah untuak adiak di pasa.

ayah membelikan rumah-rumah untuk adik di pasar'
'Ayah membelikan rumah-rumah untuk adik di pasar."


Pada kalimat (5) dan (6) di atas ternyata bahwa konteks yang menampung kata ulang itu yang paling menentukan arti kata ulang, Selanjutnya, dapat disebutkan bahwa dengan adanya perulangan itu akan timbullah perulangan arti kata. Misalnya, kata baranang-ranang 'berenang-renang' mempunyai arti yang berbeda dari kata baranang 'berenang'. Dalam kata baranang-ranang tercantum arti melakukan sesuatu tanpa tujuan tertentu.

Secara garis besarnya perulangan itu mempunyai empat arti dasar, yaitu:

a) jamak,

b) terus-menerus,

c) intensitas,

d) tanpa tujuan tertentu.


Dari empat arti dasar ini akan timbul variasi arti yang lain yang perinciannya dapat dilihat pada uraian selanjutnya. Namun, dapat dipahami bahwa tidaklah mudah untuk mengelompokkan arti kata ulang itu walaupun antara arti yang satu dengan arti yang lainnya masih ada kaitannya.

4.1.1 Perulangan yang Berarti Jamak

Arti jamak tidak hanya mengacu pada kata benda saja, tetapi juga pada kata sifat, kata kerja, kata ganti, kata keterangan, dan kata bilangan. Perulangan yang terjadi tidak terbatas pada KD saja, tetapi juga pada kata berimbuhan.