Halaman:Sistem Perulangan Bahasa Minangkabau.pdf/149

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

125

2) (sa- + KD + -an1) + ((-MU))

Bentuk yang paling sering dijumpai sebagai kata dasar pada bentuk ini adatah kata ari 'hari' dan malam 'malam', meskipun setiap kata yang mengacu pada bagian ari dapat juga bertugas sebagai kata dasar.

Perubahan yang terjadi atas KB sebagai akibat pengulangan dapat diliat pada kalimat di bawah ini.

Contoh:

34. Ari Salasa inyo main bola kaki.
'hari Selasa dia main bola kaki'
'Hari Selasa dia main bola kaki.'

35. Saari-arian Salasa inyo main bola kaki.
'sehari-harian Selasa dia main bola kaki'
'Sehari-harian Selasa dia main bola kaki.'

Pada kalimat (35) dan (37) bentuk saari-arian dan samalam-malaman tidak gramatikal, sedangkan kalimat (38) dan (39) bentuk itu gramatikal. Dapat disimpulkan bahwa saari-arian dan samalam-malaman adalah bentuk derivasional dan ari dan malam.

Contoh:

36. Kajadian tu tajadi pado malam Sinayan.
'kejadian itu terjadi pada malam Senin'
'Kejadian itu terjadi pada malam Senin.'

37. Kajadian tu tajadi pado samalam-malaman Sinayan.
'kejadian itu terjadi pada semalam-malaman Senin'
'Kejadian itu terjadi pada semalam-malaman Senin,

38. Anak nan malang tu manangih saari-arian.
'anak yang malang itu menangis sehari-harian'
'Anak yang malang itu menangis sehari-harian.

39. Inyo manantikan anaknyo samalam-malaman.
'dia menantikan anaknya semalam-malaman'
'Dia menantikan anaknya semalam-malaman.'

Ternyata kata saari-arian dan samalam-malaman pada kalimat (35) dan (37) hilang perilaku sintaksis dasar KB-nya. Dasar penguasaan mengapa konstituen ini tidak diberi pembatas, ditentukan oleh pemandangan morfemis yang berupa bentuk ulang yang terdapat dalam konstituen itu sendiri. Ini menunjukkan bahwa kata ulang itu adalah hasil perulangan derivasional. Kata utang hasil perulangan derivasional seperti di