Halaman:Sistem Perulangan Bahasa Minangkabau.pdf/143

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

119

Perlu ditambahkan di sini bahwa baik anak-anak pada kalimat (1) dan (4) maupun laki-laki pada kalimat (5) dapat didahului Kbil. Bentuk ini mungkin terjadi karena bentuk laki-laki dibentuk dari kata laki. Selanjutnya, diperhatikan perulangan kata kudo-kudo 'kuda-kuda' dapat disimpulkan bahwa perulangan ini dapat berarti 'jamak' atau 'seperti'.

Contoh:

8. Duo ikua kudo sadang maelo padati.

'dua ekor kuda sedang menarik pedati
'Dua ekor kuda sedang menarik pedati.'

9. Duo ikua kudo-kudo sadang maelo padati.

dua ekor kuda-kuda sedang menarik pedati'.
Dua ekor kuda-kuda sedang menarik pedati."

10. Dua buah kudo-kudo baru salasai dipasang tukang kayu tu.

'dua buah kuda-kuda baru selesai dipasang tukang kayu itu'
"Dua buah kuda-kuda baru selesai dipasang tukang kayu itu."

Bila diperhatikan kalimat (8) dan (10), terlihat bahwa kudo-kudo pada kalimat (10) bukanlah jamak dari kudo seperti kalimat (8), sebab bentuk ulang yang menyatakan arti jamak' tidak terdapat dalam posisi KBil + KB. Tambahan lagi pembantu KBit yang terdapat dalam kedua frase menunjukkan bahwa identitas kudo dan kudo-kudo berbeda. Bentuk-bentuk duo buah kudo dan duo ikue kudo-kudo tidak gramatikal.

Kata buah hanya dipakai untuk KB yang tak bernyawa (inanimate) seperti yang terdapat pada kalimat (10), sedangkan kata ikua dipakai untuk KB yang bernyawa (animate) seperti yang terdapat pada kalimat (8). Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa walaupun kudo dan kudo-kudo sama-sama KB, tetapi perbedaan identitas terdapat di antaranya menunjukkan perulangan yang menghasilkan kudo-kudo adalah perulangan yang mengakibatkan perubahan identitas kata.


3.1.1.1.2 Perulangan KBD dengan akhiran -an: (KBD + {-MU} + {-an1}}

Perulangan yang berbentuk KBD + -an dapat kita lihat pada contoh kalimat di bawah ini.

Contoh: