Halaman:Sistem Perulangan Bahasa Minangkabau.pdf/111

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Seperti halnya KB pada pembicaraan sebelumnya, KB yang diikuti oleh KKTur3 ini dapat mengalami perulangan jika dengan perulangan itu dimaksudkan untuk menyatakan jamak. Akan tetapi, KKTur3, baik yang tidak menghendaki objek (73) maupun yang menghendaki objek (74) dapat pula mengalami perulangan, seperti: kabau-kabau tagolek, kabau tagolek-golek, urang-urang tamakan racun, dan urang-urang tamakan-tamakan racun.

Perulangan KKTur3 biasanya terjadi bila perulangan itu sekaligus dapat menyatakan bahwa KB yang mendahuluinya menunjukkan jamak.

Secara formulistik dapat pula dirumuskan kesimpulan sebagai berikut.

((KB + KKTur3)) + ({-MU}) →
a) ((KB + {-MU} + KKTr3))
b) ((KB + KKTur3 + {-MU}))

2.2.1.26 ((KB + KKet))

Di atas diperlihatkan bahwa KKet dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu KKet penunjuk waktu dan KKet penunjuk tempat, seperti kata cako 'tadi', dan siko 'sini'. Dengan demikian KKet dapat dibedakan menjadi KKetj penunjuk waktu dan KKet2 penunjuk tempat.

1) ((KB + KKet;))

Contoh:

75. Apak dicarinyo dek urang-urang cako.
'ayah dicari oleh orang-orang tadi
'Ayah dicari oleh orang-orang tadi.'
76. Urang-urang dulu amuah atinyo.
'Orang-orang dahulu keras hatinya
'Orang-orang dahulu keras hatinya.'
77. Karajo urang dulu-dulu padek-padek.
'kerja orang dulu-dulu bagus-bagus'
'Kerja orang dahulu-dahulu bagus-bagus."

Dalam contoh (75), (76), dan (77) di atas memperlihatkan bahwa KB dalam pola KKet1 dapat diulang untuk menyatakan jamak, tetapi KKet1 dilihat dari contoh-contoh yang sama ternyata tidak selalu dapat diulang. Frase urang cako tidak dapat diulang pada kata cako sehingga menjadi urang cako-cako. Namun, kata dulu dalam urang dulu dapat diulang menjadi urang dulu-dulu (77). Ada KKet1 yang dapat diulang dan