Halaman:Sistem Perulangan Bahasa Minangkabau.pdf/110

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi
72. Lai tadanga akanyo maraung.
'ada terdengar anaknya meraung'
'Ada kedengaran anaknya meraung.'

Satu hal yang tidak diragukan lagi berdasarkan contoh-contoh di atas ialah bahwa setiap unsur KB dalam frase yang diperkatakan dapat mengalami perulangan bila perulangan itu berfungsi sebagai pembentuk jamak, sehingga terdapat bentuk-bentuk seprti: guru-guru mangaji, urang-urang manggaleh, dan anak-anak marauang.

Hal ini sama dengan KK yang menjadi kualifier frase itu. Berdasarkan alasisis unsur KKTr2 pun dapat mengalami perulangan bila dengan perulangan itu dipakai untuk melemahkan arti KD yang diulang, seperti dalam: guru mangaji-ngaji dan urang manggaleh-galeh.

(b) ((KB + KKTr2tr))

Perulangan yang dialami KKTr2 selain berfungsi untuk melemahkan arti KD yang diulang, juga untuk menyatakan bahwa pekerjaan itu terjadi dengan berulang-ulang, seperti dalam: anak majua-jua koran 'anak menjual-jual koran'.

Akan tetapi, kemungkinan berulangnya kedua unsur frase itu dalam waktu yang bersamaan tampaknya tipis sekali. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa:

(1) Unsar KB dapat mengalami perulangan.
(2) Unsur KKTr2 juga dapat mengalami perulangan, dan
(3) Kedua unsur tidak mungkin mengalami perulangan dalam waktu yang bersamaan.

Rumusnya sebagai berikut.

((KB + KKTr2)) + ({-MU}) → a) ((KB + {-MU) + KKTr2))
b) ((KB + KKTr2 + {-MU}})

c) ((KB + KKTur2))

Bentuk KK Turialah KK yang berawalan (ta-) yang muncul sebagai kualifier KB, seperti pada contoh-contoh berikut.

Contoh:

73. Ayah pai mancaliak kabau tagolek.
'ayah pergi melihat kerbau tergolek'
'Ayah pergi melihat kerbau tergolek'.
74. Amak pai mancaliak urang tamakan racun.
'Ibu pergi melihat orang termakan racun.'