Halaman:Sistem Perulangan Bahasa Minangkabau.pdf/107

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

83


Kesimpulan di atas secara formulistik dapat digambarkan sebagai berikut.

((KB + KKDin + ({-MU}) —> ((KB + KKDin + {-MU}))

KKD transitif juga dapat berfungsi sebagai K seperti contoh berikut.

Contoh: 60. Urang minum bir tu lah mabuak.
'orang minum bir itu telah mabuk'.
'Orang minum bir itu telah mabuk.

61. Kami mancaliak urang main bal.
'kami melihat orang main bola'
'Kami melihat orang main bola.'

62. Baa carito urang makan batu itu?
'bagaimana cerita orang makan batu itu'
'Bagaimana cerita orang makan batu itu ?'

Bila frase-frase pada contoh (60), (61), dan (62) di atas mengalami perulangan akan terdapat satu kemungkinan: KB tidak mengalami perulangan, sedangkan KKDtr mengalami perulangan. Perulangan terjadi pada KKtr, bila dengan perulangan itu arti KKDtr menjadi tidak sesungguhnya atau dengan kat lain menjadi lemah.

Rumusan kesimpulan itu dapat pula digambarkan sebagai berikut.

((KB + KKDtr)) + ({-MU}) —> (KB + KKDtr + {-MU})) bila: (KKDtr + {-MU}) —> KKDbr

2) ((KB + KKT))

Ada tiga jenis imbuhan yang membentuk KKTr yaitu 1) {ba-} misalnya, dalam ' bakujuik ' 'menggantung diri', 2) {maN-} misalnya, dalam mananduak 'menanduk', dan 3) {ta-} misalnya, dalam tacampak 'terbuang'. Berdasarkan ketiga bentuk KKTr ini, bentuk perulangan pada frase ((KB + KKTr)) perlu dibicarakan satu per satu.

1) ((KB + KKTr1))

Unsur KKTr1 pada pola (KB + KKTr1)) ini terdiri dari KK yang berawalan (ba-}. Ditinjau dari fungsi (ba-} dalam KKTr1 ini dapat membedakan KK yang berfungsi aktif (KKTr1-a) dan KK yang berfungsi pasif (KKTr1-p).

a) ((KB + KKTr1))

63. Sinan ado urang bakujuih.
'disana ada orang berkujut'
'Di sana ada orang menggantung dia.'