Halaman:Si Umbut Muda.pdf/60

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

sukar dibilang — 'rang ranah Kampung Teberau. Seorang sadja nan tak nampak — seorang sadja nan tak datang — si Umbut Muda jang tak ada. Berbalik si Gelang tidur — lelap nan tidak djaga lagi — sakitnja semakin sangat — herangnja berbuah-buah.

„Kaju kelat tumbuh dihilir,
berurat berbanir tidak.
Obat djauh penjakit hampir,
bertawar selilirpun tidak.”

katanja si Gelang Banjak.

Mendengar kata demikian 'lah hilang 'akal bapaknja — habis tenggang kelakar — habis budi dengan upaja — melihat anak kandung diri. Terhenjak duduk dilantai — bermenung ditiang pandjang — menangis mengesak-esak — hati rusuh bertjampur iba — awak djerih djasa tidak. 'Lah sebentar ia menangis — timbul pikiran dalam hati — diimbau ibu si Gelang — dibawa duduk berunding - dibawa beria-ria. Berkata bapak si Gelang: „O ibu si Gelang Banjak! Kini begitulah nan baik — tjoba tanjai pula oleh 'kau — ape benar nan dihatinja — apa benar nan kehendaknja — kehendak si Gelang Banjak. Tioba beli benar mulutnja — tunai benarlah bitjaranja. Konon hamba engkau harapkan — tak dapat olehku lagi — 'lah hilang 'akal dan budi — 'lah sempit kira-kira hamba; boleh djadi kalau pada kau dia mau mengatakan — dia mau membukakan — apa benar dihatinja.”

Kononlah ibu si Gelang — orang tjerdik tjendekia — orang djauhari bidjaksana — mendengar kata

61