Halaman:Si Umbut Muda.pdf/61

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

demikian, rasa terbajang dalam hatinja, rasa terkira dipikiran — mengapa anak djadi sakit — mengapa si Gelang djadi begitu. Didekati anak nan sakit, lalu berkata ibu si Gelang: „O upik Puteri Gelang Banjak! katakan benarlah oleh 'kau — kabarkan benar habis-habis — usah 'kau sembunji-sembunji — usah 'kau mengendap-endap. Apa 'kau benar nan sakit — apa obat akan ditjari — apa benar kehendak 'kau? Hamba minta kata putus — katakan sungguh kata hati; djika tidak 'kau katakan — tak kau terangkan djelas-djelas —kuamuk badanku kini — supaja senang hati 'kau!”

Ibu si Gelang berlari kebilik dalam — dibuka peti nan gedang — ditarik rentjong sebilah — tadjam jang bukan alang-alang — bisanja bangun sekali — tidak ketawaran — djedjak ditikam mati djua. Disentak rentjong sekali — berlari ketengah rumah — ditudjukan rentjong keleher — sebagai orang akan menikam.

Serta tampak oleh si Gelang — ibunja hendak mengamuk — hendak mengamuk badan diri — tjemas sungguh dalam hati — takut bertjampur ngeri. Memberongsang si Gelang bangun — direbut rentjong ditangan — dirampas dari tangan ibu — lalu ditjampakkan dihalaman.

Kononlah si Gelang Banjak — 'lah sesak rasa kira-kira — 'lah emat budi bitjara — habis tenggang dengan kelakar.

'Lah masak padi di Biara,
diambil akan galu-galu,
tak boleh mengubik lagi.

62