Halaman:Si Umbut Muda.pdf/59

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

tiba — malam dipanggil dengan surat — seranah Kampung Teberaunja. Allahu Rabbi banjak orang.

Tak termuat didaun talas,
didaun terung penuh pula.
Tak termuat pada nan luas,
pada nan lekung penuh pula.

Dari djauh djamu 'lah datang — nan hampir djamu 'lah tiba — dari bukit orang menurun — dari lurah orang mendaki — nan buta datang berpimpin — nan lumpuh datang berdukung — nan pintjang tertendjak-tendjak. Helat sudah sepenuh rumah — tuanku sela-menjela — malim sudah tiap sudut — penghulu berbilang puluh — orang ranah Kampung Teberau. Berkata bapak si Gelang: „O upik Puteri Gelang Banjak — Bangunlah upik bangunlah — djagalah anak djagalah! — lihatlah helat sudah tiba — mengapa engkau tidur djuga — sudahkah senang sakit 'kau?”

Lah bangun si Gelang Banjak — lalu ia duduk sekali — berdjalan turun kebawah — dibasuh muka seketika — 'lah naik pula berbalik. Giranglah hati bapak kandung — melihat si Gelang Banjak — 'lah pandai berdjalan-djalan — 'lah pandai mengganti kain.

Ada sebentar antaranja — kononlah Puteri Gelang Banjak — dipandang hilir dengan mudik — dilihat ketengah dan ketepi; pandang djauh dilajangkan — pandang hampir ditukikkan — pandang rusuk digendengkan. 'Lah tampak ummat semua — besar ketjil tua muda — laki-laki perempuan — baik imam dengan chatib — baik manti dengan penghulu — pegawai

60